Sinopsis Tangis Kehidupan Wanita ANTV Eps 42: Aku Kerja di Negeri Orang Dikasi Makan Nasi Bekas

Sinopsis Tangis Kehidupan Wanita ANTV 19 Oktober 2018 eps 21
Sinopsis Tangis Kehidupan Wanita ANTV 19 Oktober 2018 eps 21 (Foto : )

Bapaknya (Syamsul) yang penjudi dan pemabuk, dan adiknya Tito yang nakal dan sering melawan Jamilah (ibunya Marni). Syamsul menjual istrinya untuk membayar hutang judinya. Untung Marni dan Tito mengetahuinya dan mengusir teman bapaknya. Kejadian demi kejadian, seperti Jamilah yang masuk rumah sakit, Mirna nggak ada biaya, Tito di tangkap polisi karena mencuri handphone membuat Marni nekat kerja di luar negeri. Marni berangkat ke Singapura, menjadi pembantu di keluarga Michael. Impian untuk mendulang rejeki dan kebahagiaan di negeri orang, hanya tinggal impian.

Marni mendapat perlakuan kasar dari kedua majikannya dan juga anak majikannya yang bernama Tyler, berusia 8 tahun. Apapun yang di lakukan Marni selalu salah. Penyiksaan demi penyiksaan di dapat oleh kedua majikannya. Marni semakin bingung, ibunya di kampung harus menjalani operasi tulang belakangnya. Marni berusaha meminjam uang agennya. Uang itu di gunakan untuk biaya operasi ibunya, biaya berobat Syamsul yang masuk rumah sakit karena kepalanya di pukul pemilik kedai minuman. Bapaknya dan Tito bukan makin baik, makin brutal. Tito di tuduh menghamili seorang gadis.

Tito sampai di gebukin. Marni berkenalan sama Dani, guru privat Tyler. Dani merasa ada yang janggal sama diri Marni. Sampai akhirnya dia tahu Marni mengalami penganiayaan yang di lalukan oleh kedua majikannya. Marni terpukul ketika mendapat kabar Tito meninggal dunia karena di tusuk. Marni mina ijin cuti, tidak di ijinkan. Shira dan Michale makin gila ketika tahu Dani mau membantu membebaskan Marni.

Ketika marni di sekap di gudang, Dani masuk ke gudang tapi ketahuan Michele dan Shira. Dani pun kena siksaan. Dani diam diam menelpon polisi. Polisi membebaskan Dani dan Marni, menangkap Michale dan Shira. Dani juga membantu Marni pulang ke Indonesia.

Jamilah meringkuk di penjara, karena menusuk suaminya dengan gunting. Jamilah membela diri, karena Syamsul suaminya membekap wajahnya dengan bantal. Marni kaget, sampai di Jakarta menghadapi kenyataan ibunya lagi di sel polisi, syamsul di rumah sakit. Marni paham masalahnya, Syamsul sendiri menyesali semua perbuatannya dan ingin bertobat. Jamilah di bebaskan dari tuduhan usaha pembunuhan. Jamilah- Syamsul dan Marni membuka lembaran hidup baru, hidup di jalan Allah. Lima tahun kemudian Marni di wisuda dan menyandang predikat sarjana.