Sutirah, Perempuan Pertama Pawang Hewan Buas di Indonesia

Sutirah, Perempuan Pertama Pawang Hewan Buas di Indonesia
Sutirah, Perempuan Pertama Pawang Hewan Buas di Indonesia (Foto : )
Sutirah! Dia adalah perempuan pertama Indonesia yang tercatat sejarah sebagai pawang hewan buas. Sayangnya tidak ada foto lain yang menggambarkan bagaimana kehebatan Sutirah menaklukkan hewan buas.
Seram! Begitulah saat pertama melihat foto hitam-putih ini. Seorang perempuan berambut panjang, bergaun putih, tengah menggendong seekor buaya. Foto yang keren! Sepertinya semua sepakat bahwa perempuan dalam foto ini adalah pawang hewan buas. Begitu tenang menggendong buaya yang mulutnya siap menyergap.[caption id="attachment_272996" align="alignnone" width="900"]
Sutirah, Perempuan Pertama Pawang Hewan Buas di Indonesia Foto ini bukan foto asli namun hasil editan. Foto editan ini hanya untuk menggambarkan bagaimana Sutirah adalah pawang yang berani. Foto diambil dari Historia via Facebook.[/caption]Ya! Dialah Sutirah! Sutirah lahir pada tahun 1863. Sejak kecil Sutirah sudah menunjukkan kemampuannya berinteraksi dengan hewan liar dan buas. Ketika remaja, Sutirah mulai dipercaya sebagai pawing hewan. Dipercaya membantu segala urusan yang berkaitan dengan ternak. Mulai dari menaklukkan kerbau mauun sapi yang mengamuk, bahkan menaklukkan biawak, ular maupun buaya yang merangsek masuk kampung.Bahkan ada cerita Sutirah dipanggil ke sebuah perkebunan teh di Jawa Barat untuk membantu menghalau macan tutul yang kerap mengganggu para pemetik teh di perkebunan itu.Sutirah makin populer. Hingga akhirnya dipekerjakan di Dierenbescherming Agentschappen (lembaga pengawasan hewan bentukan Belanda). Sutirah sempat pula bekerja dengan Carl Wilhelm Weber, ahli zoology yang terkenal.

Max Wilhelm Carl Weber (1852-1937) adalah peneliti berkebangsaan Belanda kelahiran Jerman. Weber meneliti persebaran fauna di Indonesia. Weber melihat dan mendalami persebaran fauna Oriental/Asiatis dengan Australis. Memunculkan peta persebaran fauna garis Weber, yang menandai perbatasan fauna Australasia.

Teori Webber sempat “mengoreksi” teori Alfred Russel Wallace. Garis Wallace adalah garis pembagi wilayah sebaran flora fauna yang dilakukan berdasarkan adanya perbedaan ciri hewan di bagian timur dan barat Indonesia. Garis Wallace dimulai dari ujung utara Pulau Kalimantan dan Sulawesi. Lalu terus lurus berjalan ke selatan melalui Selat Makassar kemudian melewati selat yang menghubungkan Pulau Bali dan Lombok.

Sedangkan Garis Weber juga membagi Indonesia menjadi dua bagian, yakni bagian tengah dan timur. Garis ini dimulai dari utara, yakni dari Kepulauan Maluku hingga ke sisi barat paparan sahul (Australia). Kemudian dari dangkalan sahul menuju sisi timur Nusa Tenggara Timur.