Merekam Jejak “Si Dermawan” Tjong A Fie di Medan

maimun
maimun (Foto : )
Tjong A Fie adalah dermawan dan donatur pembangunan gedung-gedung penting di Medan. termasuk pembangunan istana Maimun.
newsplus.antvklik.com -
Nama Tjong A Fie tak terpisahkan dari sejarah Kota Medan, Sumatera Utara. Pria kelahiran 1860 ini dikenal sebagai dermawan dan donator pembangunan gedung-gedung penting di Medan, termasuk Istana Maimun di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun. Siapa Tjong A Fie? Tjong A Fie adalah bankir dari Meixian, Guangdong, Tiongkok, China. 1875 dia merantau ke Medan, membangun bisnis perkebunan besar, yakni pabrik kelapa sawit, pabrik gula, perusahaan kereta api, dan memiliki lebih dari 10.000 karyawan berkat kepiawaiannya dalam bergaul dengan gaya prularisme.Tjong A Fie, atau sejak lahir dikenal sebagai Tjong Fung Nam, pernah diangkat menjadi Kapitan Cina atau Majoor der Chineezen (istilah Belanda) yang berarti wakil tertinggi masyarakat Tionghoa di Medan oleh Kekaisaran Cina pada masa kolonial Belanda. Ia simbol sukses cerita imigran Cina yang menjunjung kejujuran, kesetiaan serta kebersamaan yang masih diwasiatkan ke anak cucunya.Di Medan, Tjong A Fie menetap  rumah tua yang masih berdiri kokoh di kawasan jalan Ahmad Yani, kompleks Kota Tua Kesawan. Peninggalan Tjong A Fie dan keluarganya terlihat mencolok yaitu rumah yang dibangun di atas tanah seluas 6.000 meter persegi.Bangunannya  bertingkat, bergaya arsitektur campuran Cina , Arab Melayu Deli dan Eropa. Di atas bangunan bertingkat ini ada 40 ruangan.Setidaknya 1.000 jenis perabotan dan barang antik milik keluarga masih tersimpan rapi. Mulai dari peralatan makan di ruang makan, lemari, ranjang berukiran Yunani, pakaian, koran terbitan 1921, alat penyedot debu pertama dan botol minuman anggur pabrikan keluarga Tjong A Fie di Cina juga dijejer di antara perlengkapan sehari-hari dalam rumah.Tempat tinggal Tjong A Fie terbagi dalam 3 bagian, yaitu ruang inti di tengah, sayap kiri dan sayap kanan. Ruang sayap kanan masih digunakan keluarga Tjong A Fie, sehingga yang dibuka untuk umum adalah bangunan utama dan sayap kiri rumah, termasuk ruang utama di lantai 1 dan 2 yang digunakan untuk persembahyangan.Ratusan foto yang menjadi saksi bisu perjalanan hidup Tjong A Fie terpajang apik di sepanjang dinding.Sekarang bangunan tua bersejarah ini ditempati keluarga Prawira, cucu Tjong A Fie. Prawira merupakan anak dari Ching Kweet Leong, anak ke-4 Tjong A Fei.Jam buka museum: 09:00 – 17:00 WIBHarga Tiket Masuk Rp35 ribu untuk umu dan Rp20.000 untuk pelajar. Diana Kharisma Putri | Medan, Sumatera Utara