Dulu, kawasan hutan mangrove sering dianggap daerah liar dan menakutkan. Tapi kini beda. Hutan mangrove justru menjadi destinasi wisata alam yang sangat menarik jika dikelola dengan benar.
Contohnya adalah Mangrove Adventure Park di Kota Semarang Jawa Tengah. Sesuai namanya, destinasi ini memanfaatkan hutan bakau atau mangrove sebagai daya tariknya.
Mangrove Adventure Park merupakan bagian dari pengembangan obyek wisata Grand Maerokoco yang dulu nyaris terbengkelai. Kini dengan penataan begitu rupa, kawasan wisata ini menjadi favorit wisatawan di Semarang.
"Dulu ini namanya Puri Maerokoco atau banyak orang yang menyebutnya Taman Mininya Jawa Tengah, karena memang menampilkan rumah-rumah khas tiap kabupaten dan kota di provinsi ini. Sempat rusak oleh rob dan lain-lain, lalu direnovasi dengan beberapa tambahan spot, salah satunya ya taman mangrove," kata Titah Listyorini, selaku kepala pengelola kawasan wisata ini.
Mangrove Adventure Park sendiri, lanjutnya, merupakan miniatur Kepulauan Karimunjawa sekaligus tempat belajar anak-anak sekolah yang ingin mengetahui seperti apa hutan mangrove itu.
Lokasinya gampang dijangkau bahkan dengan naik angkutan umum yaitu bus Trans Semarang trayek Bandara Ahmad Yani.
Tiket masuk wisata Rp. 10.000 tergolong murah untuk kawasan wisata yang lumayan luas.
Konsep Mangrove Adventure Park memadukan wisata alam dengan wisata kekinian. Pada tepiannya dibangun jalur trekking berbahan bambu. Jika dilihat dari kejauhan, jalur trekking ini mirip teras panjang persis diantara hutan bakau dan perairan pantai. Kesan panas daerah pesisir langsung sirna saat berada di sini. Pengunjung bisa menelusuri hutan baik di tepian maupun masuk lebih ke dalam.
"Adem dan segar, jauh dari bayangan saya sebelumnya tentang daerah pesisir yang panas. trekking bambunya juga keren, bisa betah berlama-lama," kata Zulhana wisatawan asal Semarang.
Penampilan artistik jalur trekking ini jadi favorit wisatawan yang hobi berfoto.
Mangrove Adventure Park Semarang bula tiap hari dari jam 8 pagi sampai jam 9 malam. Tapi yang paling ramai pada senja hari karena wisatawan inhin melihat matahari terbenam di sela-sela panorama hutan mangrove.
"Banyak spot yang pas buat menikmati sunset, terutama di bangunan kecil di sisi jalur trekking. Kebetulan saya ke sini pas banget dengan cuacanya yang cerah, jadi sunsetnya kelihatan utuh," cerita Sofia yang sengaja datang sore hari.
Tertarik? Jangan lupa catat di buku jadwal perjalanan saat berada di Semarang
Laporan Teguh Joko Sutrisno dari Semarang
