Perempuan Bogor Ditunjuk Vatikan Jadi Anggota Badan Penasehat

Perempuan Bogor Ditunjuk Vatikan Jadi Anggota Badan Penasehat
Perempuan Bogor Ditunjuk Vatikan Jadi Anggota Badan Penasehat (Foto : )
Agatha Natania, Orang Muda Katolik (OMK) berusia 24 tahun asal Keuskupan Bogor telah ditunjuk sebagai anggota sebuah badan penasihat baru Vatikan. Badan penasihat ini dibentuk untuk membantu meningkatkan pelayanan Gereja bagi kaum muda.
Agatha Natania, menjadi salah satu di antara 20 anggota yang diumumkan pada 24 November 2019 oleh
Departemen untuk Kaum Awam, Keluarga dan Kehidupan untuk bergabung dengan Badan Penasihat Pemuda Internasional. Selain Indonesia, negara Asia lain yang juga punya perwakilan dalam badan ini adalah Jepang dan India.[caption id="attachment_258279" align="alignnone" width="696"] Perempuan Bogor Ditunjuk Vatikan Jadi Anggota Badan Penasehat Foto: UCAN[/caption]Agatha Natania, lulusan Universitas Katolik Parahyangan di Bandung dan fasih berbicara bahasa Inggris, Italia, dan Spanyol.Orang-orang muda yang ditunjuk sebagai anggota badan ini berasal dari lima benua. Aktivis sejumlah gerakan, asosiasi maupun komunitas internasional. Mereka terlibat dalam sesi-sesi berbeda dari proses sinode, termasuk Forum Pemuda Internasional yang akan diadakan pada bulan Juni 2020 di Roma untuk mendorong implementasi Christus Vivit, nasihat apostolik pasca-sinode Paus Fransiskus.Forum Pemuda Internasional ini akan dihadiri oleh hampir 250 anak muda dari lebih dari 100 negara. Mereka akan melayani sebagai anggota badan penasihat selama tiga tahun. Memainkan peran penting konsultatif dan pembuatan proposal. Mereka akan membantu terkait masalah-masalah yang berkaitan dengan pelayanan kaum muda.Pertemuan pertama badan baru Vatikan ini dijadwalkan berlangsung pada April 2020 di Roma.Ada harapan Vatikan akan serius menyoroti persoalan pluralisme di Indonesia. Sehingga Dokumen Abu Dhabi tidak hanya sebagai seremoni tanpa makna. Dokumen “Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama” ditandatangani pada 4 Februari 2019 oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar, Ahmed el-Tayyeb, di Abu Dhabi selama kunjungan kepausan ke Uni Emirat Arab. Dokumen ini dimaksudkan sebagai panduan untuk memajukan budaya saling menghormati antar berbagai agama. (*)