Terseret Ke Masa Lampau Di Pasar Tengah Hutan Banyuwangi

IMG_2Okt2019114102
IMG_2Okt2019114102 (Foto : )
Pasar Wit-Witan Berada di tengah hutan di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Menjual makanan dan minuman tradisional.
Sebuah kawasan hutan di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, disulap menjadi pasar jajanan tradisional.Pusat kuliner tradisional ini dinamakan pasar Wit-Witan. Wit-Witan diambil dari sebuah kata “Wit” yang dalam bahasa Indonesia berarti “pohon”.Di tempat ini, pengunjung benar-benar akan menikmati suasana hutan yang asri dan rindang sambil menikmati jajanan tradisional khas nusantara.[caption id="attachment_234425" align="alignnone" width="900"]
Pasar Wit-witan, Banyuwangi. (foto: Happy Oktavia)[/caption]Pasar Wit-Witan terletak di kawasan hutan di Dusun Kemiren, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.Pasar ini hanya dibuka di saat akhir pekan. Dan hanya menjajakan makanan tradisional khas desa.Seperti jenang procot, apem kukus, orog-orog, cenil, lanun, klepon, dan berbagai macam jajanan tradisional lainnya.Selain jajanan tradisional, juga menyajikan beberapa minuman khas tradisional yang segar dan menyehatkan. Di antaranya beras kencur, kunyit asam hingga temulawak. Tidak ketinggalan, ada juga minuman tradisional tanpa pemanis buatan yakni dawet.“Makanan dan minuman di sini semuanya tradisional. Yang buat juga warga Singojurah. Bukan berarti warga lain tidak boleh. Boleh saja asal sesuai aturan. Meyediakan panganan tradisional.” Ungkap Moh. lutfi, Camat Singojurah.Selain pasarnya ada di hutan, keunikan pasar Wit-Witan yang lain adalah pasar ini tidak menggunakan wadah makanan dari bahan plastik dan strefoam.Wadah maupun sendok jajanan terbuat dari bahan kayu, bambu, sapu lidi hingga dedaunan.Tujuannya adalah untuk mengurangi sampah plastik di sekitar pasar. Serta upaya mengkampanyekan gerakan pemakaian bahan non plastik yang sudah dilakukan secara nasional.Tak hanyan itu, keunikan lainnya yakni seluruh pedagang yang mayoritas adalah warga sekitar ini juga wajib menggunakan pakaian tradisional. Agar suasana pasar seperti sebuah pasar khas masyarakat desa tempo dulu.Hasilnya, lokasi yang dulunya hanyalah sebuah hutan tidak berpenghuni ini, kini bisa dijadikan tujuan wisata alternatif di BanyuwangiRatusan pengunjung dari Banyuwangi maupun luar kota yang berlibur ke Banyuwangi banyak menyempatkan diri untuk berburu makanan tradisional di pasar Wit-Witan ini.”Kita dibawa kesuasana pasar tempo dulu. Makanannya begitu tradisional. Ditambah lagi pakaian pengunjung pasar juga tradisional,” jelas Rohima, pengunjung pasar.Di Pasar Wit-Witan anda juga bisa berburu oleh-oleh buatan pemuda sekitar pasar. Mereka menjajakan pernak pernik dari kayu seperti jam weker, gantungan kunci, gelas, dan sendok. Happy Oktavia | Banyuwangi, Jawa Timur