Walah! Selama Pandemi Covid-19 Ada 459 Istri di Semarang Minta Cerai

Walah! Selama Pandemi Covid-19 Ada 459 Istri di Semarang Minta Cerai
Walah! Selama Pandemi Covid-19 Ada 459 Istri di Semarang Minta Cerai (Foto : )
Pandemi Covid-19 membuat banyak warga yang terdampak, baik dari sisi kesehatan, psikologis, ekonomi, hingga pekerjaan. Dan ini semua kemudian bisa mempengaruhi keutuhan rumah tangga. Tidak percaya?
Dampak paling mengejutkan adalah persoalan keutuhan rumah tangga. Kota Semarang contohnya. Data kasus perceraian yang terjadi selama pandemi di kota ini meningkat.Pengadilan Agama Kota Semarang mencatat selama periode bulan Maret hingga Mei 2020, ada 533 perkara perceraian yang diajukan ke Pengadilan Agama. Beberapa sudah diputus, beberapa lainnya dalam proses mediasi.[caption id="attachment_338181" align="alignnone" width="900"]
Walah! Selama Pandemi Covid-19 Ada 459 Istri di Semarang Minta Cerai Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Dari jumlah perkara ini ternyata didominasi gugatan cerai yang diajukan oleh istri, yaitu 459 kasus. Sedangkan permohonan cerai talak oleh pihak suami ada 84 kasus. Itu artinya jumlah kasus istri minta cerai enam kali lipat dibanding suami yang minta cerai.Menurut panitera Pengadilan Agama Kota Semarang, Saefudin, alasan mengapa banyak istri yang minta cerai ada beberapa macam. Paling banyak karena perselisihan, pertengkaran, perselingkuhan, dan faktor ekonomi. Bisa jadi, kondisi ekonomi akibat pandemi sangat mempengaruhi.[caption id="attachment_338180" align="alignnone" width="900"] Walah! Selama Pandemi Covid-19 Ada 459 Istri di Semarang Minta Cerai Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]"533 kasus itu merupakan angka total sejak Maret hingga Mei 2020, dengan perincian di bulan Maret ada 175 perkara gugatan cerai yang dilakukan istri dan 34 perkara permohonan cerai talak, bulan April ada 199 gugatan cerai dan 27 permohonan cerai talak, lalu di bulan Mei ada 85 perkara gugatan cerai serta 13 perkara permohonan cerai talak," jelas Saefudin saat dihubungi AntvKlik