Bukan Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia yang Pertama Masuk Australia

paul ahli bahasa indonesia
paul ahli bahasa indonesia (Foto : )
 Bahasa Inggris telah digunakan di Australia sejak kedatangan penjelajah Eropa. Padahal bahasa Indonesia justru tercatat sebagai bahasa asing pertama yang masuk ke negeri kanguru.
Bahasa Melayu asal Indonesia  pertama kali diperkenalkan kepada suku asli yang tinggal di Australia Utara pada tahun 1700an. Ini terjadi saat nelayan dari Makassar datang untuk menjalin hubungan dagang."Suku Yolngu adalah orang pertama di benua Australia yang menggunakan bahasa asing dengan belajar bahasa Makassar dan bahasa Melayu dari Indonesia," ujar Paul Thomas peneliti dari Monash University di Melbourne.Paul baru saja merilis buku terbarunya 'Talking North: The Journey of Australia's First Asian Language' di Canberra, Jumat (22/11/2019) pekan lalu.Kepada ABC Indonesia, dosen bahasa Indonesia di Deakin University tersebut mengatakan, bukunya mencoba merekam masuknya sejarah bahasa Melayu dari Indonesia ke Australia.

Didatangkan dari Batavia

Menurut Paul,  juru bahasa pertama yang ada di benua Australia adalah juru bahasa Melayu Indonesia yang didatangkan dari Batavia oleh penjelajah bernama Abdel Tasman di awal abad ke-17."Ia disuruh mencari juru bahasa Melayu karena mereka kira akan ada kemungkinan bahasa Melayu Indonesia digunakan di benua Australia, yang saat ini bernama Hollandia Baru,"  kata Paul.Namun kini di Australia, minat untuk belajar bahasa Indonesia terus menurun. Salah satu penyebabnya adalah jumlah pendatang dari Indonesia ke Australia terlalu sedikit bila dibandingkan dengan pendatang dari negara lain, seperti Italia, Yunani dan China."Pendatang dari Indonesia kebanyakan jadi mahasiswa, bukan pendatang tetap. Karenanya pengaruh mereka kepada kebudayaan Australia menjadi tidak begitu besar," kata Paul yang fasih berbahasa Indonesia.

Lebih Bergengsi

Tapi  menurutnya, status bahasa Indonesia di Indonesia sendiri juga ikut mempengaruhinya. Ini karena belakangan penggunaan bahasa Inggris dianggap lebih penting atau lebih bergengsi di Indonesia."Kalau statusnya naik, misalnya ada lebih banyak kerja sama dengan Malaysia untuk mempromosikan bahasa Melayu Indonesia sebagai Bahasa ASEAN atau film dan musik Indonesia jadi lebih populer di ASEAN, pasti keinginan murid (Australia) untuk belajar bahasa Indonesia akan dipicu sampai jumlahnya naik juga," kata Paul.Pemerintah Indonesia dan Australia telah berjanji akan segera meratifikasi perdagangan bebas kedua negara. Menurut Paul, jika perdagangan bebas diterapkan, maka akan membantu minat belajar bahasa Indonesia di Australia."Tapi jika warga Australia masih tidak berminat dengan budayanya, maka masa depan (bahasa Indonesia di Australia) tidak begitu bagus," katanya lagi. Sumber: ABC Indonesia