Kanker di Indonesia: Peringkat ke-8 di Asia Tenggara, Didominasi Kanker Payudara

Hari Kanker Sedunia
Hari Kanker Sedunia (Foto : Dokumentasi ANTVKlik)

AntvKanker merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia, dengan hampir 10 juta kematian terjadi pada tahun 2020.

Menurut data Kemenkes RI tahun 2022, angka kejadian penyakit kanker di Indonesia adalah sebesar 136 orang per 100.000 penduduk atau berada pada urutan ke-8 di Asia Tenggara. 

Angka kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara yaitu sebesar 42 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 orang per 100.000 penduduk, diikuti kanker leher rahim sebesar 23 orang per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 14 orang per 100.000 penduduk. 

 

img_title
Hari Kanker Sedunia. (Foto: Freepik/ freepik)

 

Sedangkan untuk laki-laki, angka kejadian tertinggi di Indonesia adalah kanker paru yaitu sebesar 19 orang per 100.000 penduduk dengan ratarata kematian 11 orang per 100.000 penduduk, diikuti dengan kanker hati sebesar 12 orang per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 8 orang per 100.000 penduduk.

Baru-baru ini, tepatnya pada tanggal 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit kanker.

Dengan demikian, masyarakat bisa memiliki pengetahuan lebih terkait penyakit kanker sehingga kesadaran akan pencegahan dan penanganan kanker bisa menjadi perhatian bersama.

 

img_title
Hari Kanker Sedunia. (Foto: Freepik/ freepik)

 

Tepat pada Hari Kanker Sedunia tahun ini, Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center kembali menyatakan komitmen dan partisipasinya dalam meningkatkan kesadaran dan mendorong upaya pencegahan, deteksi, dan pengobatan kanker di seluruh Indonesia. 

 

 

 

Hari Kanker Sedunia pertama kali ditetapkan oleh Union for International Cancer Control (UICC), dan kembali diperingati tahun ini dengan tema besar “Close the Care Gap”.

“Meskipun terdapat kemajuan dalam penanganan kanker, di Indonesia ternyata masih banyak masyarakat yang belum dapat mengakses atau mendapatkan layanan kanker yang layak sehingga menyebabkan banyaknya kematian karena kanker,” kata dr. Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD-KHOM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi-Onkologi RS MRCCC Siloam Semanggi.

 

img_title
dr. Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD-KHOM. (Foto: Dokumentasi ANTVKlik/ Alfa)

 

“Selain itu, beberapa faktor lain seperti kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara reguler, rasa takut melakukan skrining, keterbatasan masyarakat dari sisi finansial untuk melakukan skrining kanker (angka penduduk miskin perkotaan masih cukup tinggi yaitu 7,5% menurut data BPS Maret 2022), serta kurangnya tenaga ahli,” jelasnya.

Bukan tanpa tujuan, tema ini bermaksud untuk mengajak setiap individu bahu-membahu melakukan perubahan untuk menutup kesenjangan dalam pengetahuan dan perawatan kanker sesuai perannya masing-masing.

Setiap individu dapat mengambil bagian dalam memerangi kanker secara global, antara lain dengan meningkatkan pengetahuan terkait penyakit kanker, memulai deteksi dini.

Sementara itu, bagi mereka yang berkarya dalam dunia kesehatan bisa saling bertukar ilmu dan memberikan pendalaman materi bagi masyarakat secara meluas.