Batik Moderasi Beragama Kemenag RI Tuai Kontroversi? Ini Kata Buya Yahya

Buya Yahya
Buya Yahya (Foto : YouTube Al-Bahjah TV)

“Terlepas dari siapa yang mencetuskan dan siapa yang memprakarsai ya, kami akan beri rambu-rambu dalam beragama. Agama itu kuat harus kita pegang, artinya kita harus punya prinsip di dalam beragama. Ini kami sampaikan kepada saudara-saudara dari kaum-kaum Kristiani, Buddhis, dan yang lainnya, agama itu punya prinsip, kalau orang tidak punya prinsip tidak beragama,” kata Buya Yahya, dikutip dari YouTube Al-Bahjah TV pada Senin, 31 Oktober 2022.

Kemudian, Buya Yahya mengungkap bahwa alangkah baiknya untuk para pemimpin, kiranya jangan sampai mengeluarkan peraturan yang justru menimbulkan keresahan atau kegelisahan rakyat.

“Kalau saya (misalnya) sebagai seorang presiden, kalau saya ingin mencetuskan apapun sekiranya jangan sampai ada kegelisahan di antara suku, atau misalnya gara-gara saya orang Jawa, lalu saya katakan bahwasannya seragam kantornya harus pake blangkon seperti saya semuanya, lho saya maksa dong,” ujarnya.

“Kalau batik sifatnya kan umum, cuma di saat harus ada tempat ibadah (di gambarnya), kita nggak bicara soal Islam saja ya, kita bicara soal apakah orang Nasrani rela membawa baju batiknya yang bergambar masjid ke gerejanya? Apakah orang Hindu juga rela nanti?,” tambah Buya Yahya.

img_title
Buya Yahya. (Foto: YouTube Al-Bahjah TV)

Jika memang sudah ragu dan banyak pertanyaan soal kebijakan soal batik moderasi beragama, Buya Yahya menegaskan bahwa hal tersebut sudah seharusnya tak dilakukan

“Kalau kita yakin banyak pertanyaan, ya seharusnya jangan dong,” katanya.