Sejarah Museum Geologi, Tempat Wisata Penuh Arti di Bandung

Museum Geologi
Museum Geologi (Foto : Instagram @geomuzee)

Beberapa waktu yang lalu Tim Vertebrata, Museum Geologi berhasil menggali keluar fosil berupa gajah purba spesies Elephas hysudrindicus di Dusun Sunggun, Blora. Fosil tersebut relatif utuh yang diperkirakan memiliki ketinggian 2,5 meter, merupakan fosil gajah purba terlengkap yang ditemukan selama seratus tahun terakhir. 

Sangiran, dikukuhkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1996. Tempatnya terletak 15 km utara Solo. Ekskavasi Sangiran pada mulanya dilakukan oleh R.G.H. von Koenigswald (1936-1941), lalu dilanjutkan oleh Prof.Sartono Sastrohamidjojo (ITB) serta Prof. Teuku Jacob (UGM). 

Salah satu primadona dari situs tersebut adalah Sangiran 17 (S-17), yakni fosil tengkorak Homo erectus paling utuh yang ditemukan Bapak Tiwokromo di tahun 1969. Fosil dideskripsi ditemukan oleh Prof. Sartono (1971) sebagai Pithecanthropus 8 (P-VIII), dikenal juga sebagai Sangiran 17. S-17 yang diperkirakan memiliki usia 700.000-800.000 tahun.

Ruangan Geologi Indonesia

img_title
Ruangan Geologi Indonesia. (Foto : VIVA)

Geologi Indonesia menempati ruangan sayap barat, terdiri dari galeri Asal Mula Bumi, Tektonik Indonesia, Sumatera, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Papua, serta galeri Survei Geologi, Gunungapi, Dunia Batuan dan Mineral. 

Ruang ini menyuguhkan gambaran sistem tatasurya matahari yang terbentuk 4,6 milyar tahun yang lalu dan koleksi meteorit yang jatuh di Bandung, Banten, Cirebon, Prambanan, Rembang, Madiun, Pasuruan, dan Temanggung. 

Lalu, galeri Sumatera menyajikan Sesar Besar Sumatera dengan aktivitas tektonik membentuk Ngarai Sianok. Kemudian, galeri Kalimantan memperlihatkan proses pembentukan dari batubara dan keterdapatan intan. 

Selanjutnya galeri Maluku, memiliki contoh batuan dari dasar Laut Banda pada kedalaman 14,5 meter dan 29 meter. Galeri Jawa dan Nusa Tenggara, sajikan stalaktit dan stalagmit dari Gua Inten, Karangbolong, Jawa Tengah.