Transformasi Digital Sebagai Kunci Utama Pada Era Revolusi Industri

Transformasi Digital
Transformasi Digital (Foto : Ilustrasi-Pixabay)

Akselerasi transformasi digital terus bergerak secara agresif oleh karena mobilitas masyarakat melakukan kegiatan tatap muka terbatas akibat pandemi.

Hal ini dilakukan tak lain oleh karena agar berbagai kegiatan khususnya di sektor ekonomi dapat terus berjalan dan tetap bertahan di tengah masa-masa sulit pandemi Covid-19.

Oleh karena itu, menurut Menteri Kominfo, teknologi digital sangat dibutuhkan untuk menunjang kehidupan masyarakat sehari-hari, serta mendorong revitalisasi dan pemulihan nasional di berbagai sektor.

Sebuah organisasi atau perusahaan yang hendak melakukan proses transformasi digital perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan budaya sebagai konsekuensi penerapan teknologi digital. Karena berdasarkan sebuah survey, sebanayk 57% persen perusahaan di dunia sedang bertransformasi menuju digital. Namun dari jumlah sebanyak itu, sekitar sepertiganya mengalami kegagalan.

Kegagalan tersebut terutama disebabkan karena belum dipahaminya proses transformasi digital sepenuhnya. Sebab ia bukan hanya soal bagaimana membuat versi digital dari sebuah produk fisiknya, namun juga melingkupi perubahan perilaku konsumen, karyawan dan berbagai aspek budaya lainnya.

Terdapat 4 (empat) komponen pendukung suatu transformasi digital, yaitu: empowered employees, engaged customers, transformed products dan optimized operations.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan, dalam tahap revolusi industri yang keempat ini, disrupsi teknologi digital semakin masif. Sehingga menciptakan transformasi digital pada suatu perusahaan bukan lagi menjadi sesuatu yang bisa ditunda.

Seperti yang kita tahu, saat ini sudah semakin banyak perusahaan konvensional yang bertransformasi menjadi perusahaan berbasis digital. Jika suatu perusahaan tidak melakukan hal yang sama, bukan hal yang tidak mungkin apabila perusahaan tersebut akan habis tergerus perubahan zaman.