Toleransi Perbedaan dengan Media Sosial

Toleransi Perbedaan dengan Media Sosial
Toleransi Perbedaan dengan Media Sosial (Foto : Ilustrasi-Pixabay)

Sejatinya platform digital seperti media sosial dapat memberikah hal yang positif bagi pengguna dan yang melihat unggahan-unggahan konten yang ada di media sosial.

Sebagai contoh, toleransi terhadap umat beragama lainnya, dengan tidak membeda-bedakan satu agama dengan agama yang lain dan menganggap salah satu agama yang paling benar. 

Contoh toleransi antar umat beragama antara lain, ketika pengurus gereja katedral di jakarta rela lahan parkir di area gereja di pakai oleh umat muslim yang akan melaksanakan sholat idul fitri di masjid istiqlal yang termpatnya ada di depan gereja katedral, begitu juga sebaliknya. Hal yang sederhana namun memberikan nilai toleransi antar umat berama yang tinggi.

Di jejaring media sosial sendiri terdapat beberapa unggahan yang menunjukan sikap toleransi antar umat beragama seperti unggahan salah satu akun tiktok @mrd.766hi, yang juga diunggah ulang oleh akun twitter @bendolganteng, dalam video yang di unggah ini menampilkan salah satu ambulans NU membawa zenazah umat kristen. 

Akun itu menuliskan “Indahnya toleransi saling menghargai dan menghormati, terima kasih ya ALLAH semoga kita semua dijadikan manusia yang dewasa bisa saling memghargai dan menghormati perbedaan”.

Dalam unggahan video tersebut memperlihatkan keluarga almarhum yang sedang menggotong peti jenajah kemobil ambulans NU, terlihat salib bernamakan almarhum dibawa di depan peti jenajah menuju ke mobil ambulans. Ambulans milik NU mengantarkan jenajah umat kristen ini dari bengkulu menuju ke samosir untuk dimakamkan.

Selain itu toleransi antar suku dan budaya juga wajib terus kita jalankan mengingat di indonesia sendiri terdiri dari beragam budaya dan suku, hal itu juga lah yang mendasari terbentuknya negara indonesia.