Atlet Voli yang Kena Tumor Riska Ramadila Berharap Sembuh Tanpa Amputasi

Riska Ramadila saat ini sudah berada di rumah Pamannya di daerah Kubang Kab.Kampar, Riau agar akses berobat ke Pakanbaru (30 menit) lebih dekat.
Riska Ramadila saat ini sudah berada di rumah Pamannya di daerah Kubang Kab.Kampar, Riau agar akses berobat ke Pakanbaru (30 menit) lebih dekat. (Foto : )
Sudah beberapa bulan ini atlet voli yang terkena tumor, Riska Ramadila hanya terbaring di rumah tanpa melakukan aktivitas apapun.
Tumor ganas membuat dengkul kanan atlet voli andalan di sekolahnya di Lipat Kain, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Riau terancam diamputasi .Kini, remaja 17 tahun itu tak lagi berada di kampung halamannya. Jarak tempuh sangat jauh membuat pamannya membawa Riska ke perumahan di Jalan Kubang, Kecamatan Tambang. Daerah ini berbatasan dengan Pekanbaru.Tumor yang dialami Riska bermula pada pada pertengahan 2019. Kala itu dia dan teman-temannya sedang mengikuti pelajaran olah raga di sekolah. Riska yang tengah berolahraga tiba-tiba terjatuh dan lututnya terbentur lantai."Awalnya cuma sakit biasa terus hilang lagi. Lama-lama ngilu  cuma belum bengkak," kata Riska, Jum'at siang, 31 Januari 2020.Kemudian, pada Juli 2019, lutut kanan Riska mulai bengkak dan terus membesar, hingga akhirnya pada Agustus 2019 Riska tidak kuat berjalan lagi. Akibatnya saat ini Riska terpaksa tidak sekolah.Anak pertama dari tujuh bersaudara ini lalu dibawa ke Rumah Sakit Prima di Pekanbaru. Lututnya dirontgen oleh dokter. Darahnya juga diambil untuk pemeriksaan laboratorium.Hasil analis medis, di lutut Riska bukan bengkak biasa. Riska harus menerima kenyataan ada tumor bersarang di lututnya."Kata dokter tumor ganas, di rumah sakit itu gak ada obatnya lalu dirujuk ke RSUD Arifin Ahmad," Riska berusaha tetap tersenyum.Berdasarkan pemeriksaan dokter di RSUD, tumor di lutut Riska sudah harus diangkat. Salah satu jalannya adalah amputasi dengan biaya mencapai Rp450 juta itupun di salah satu rumah sakit di Jakarta. Jumlah itu di luar obat, perawatan atau pun biaya menginap di rumah sakit selama dirawat di ibu kota."Tapi tetap saja diamputasi, itupun belum tentu sembuh," kata Riska."Belum lagi biaya ke Jakarta dan biaya untuk keluarga di sana," ucap Riska.Berasal dari keluarga tak berada, ayah dan ibu Riska, Herianto dan Muzarniati bekerja sebagai penyadap karet di Pekanbaru, memutuskan untuk pulang.Saat ini, harapan Riska Ramadila hanya satu. Yaitu bisa sembuh tanpa amputasi. Dia ingin beraktivitas seperti biasa lagi dan bermain voli bersama teman-temannya di sekolah."Tentunya tanpa amputasi, itu yang diharapkan," imbuh Riska.Karenanya, beberapa pihak termasuk Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora) menggalang dana untuk biaya pengobatan Riska.Diharapkan Riska bisa sembuh tanpa harus diamputasi. Bila diamputasi, kemungkinan besar ia akan kehilangan kakinya. Tentu, susah pula untuk melanjutkan karier di olahraga voli.