Asian Games, Asinan Gemes

obor AG3
obor AG3 (Foto : )
www.antvklik.com
– Asian Games, Asinan Gemes bukan istilah salah, juga bukan plesetan kata, melainkan hajat empat tahunan bangsa-bangsa di Asia. Sebagai frase, Asian Games endemik dan masif. Apalagi beberapa waktu ke depan ketika api kaldron dinyalakan. Kobaran api Asian Games mencerminkan semangat, pengorbanan, perjuangan yang tak pernah redup.Berbulan-bulan latihan, mandi keringat, regang otot mencapai puncaknya. Stres tinggi atlet-atlet dari semua negara akan tertumpah di lapangan yang paling luas mungkin selapangan bola. Lapangan golf mungkin yang paling luas, tapi mainnya pun tetap di fairway yang tak seberapa luas, tee box tidak lebih besar dari kotak penalti, atau green yang juga tidak seluas hati para atlet mengorbankan waktu, tenaga, bahkan segalanya demi bela bangsa.Patutlah jika prestasi atlet, dibayar sanjungan. Uang, sudah barang tentu ikut. Di atas sanjugan itulah uang biasanya bermain-main. Tengoklah Lalu Mohammad Zohri yang juara dunia lari 100 meter U-20. Semua yang merasa punya duit dan ingin dilihat peduli menyambutnya sebagai pahlawan. Karena begitu banyaknya sulit juga melihat mana yang tulus mana yang basa-basi, mana yang merasa kecolongan.Saat itu, satu pekik, hidup Zohri.Sejatinya Zohrilah yang menghidupkan kembali semangat bangsa ini di tengah pergaulan dunia, khususnya di bidang olahraga. Di tengah semua himpitan arus barang, manusia dan jasa dari luar Indonesia yang mencaplok negeri ini, membuat kita miris. Masih mampukah kita bertahan dari gempuran mereka. Rasa-rasanya malu jadi anak bangsa yang tak mampu menahan gempuran mereka yang begitu deras.Pada apakah kita merasa bangga sebagai Indonesia? Beras...? Mahal. Listrik...? Mahal. Sekolah...? Mahal. Politik...? mahal. Semua...? mahal. Satu-satunya yang membuat kita bangga adalah kita punya banyak mahal, India hanya punya satu, Taj Mahal.Bahkan untuk sakit pun biayanya sangat mahal. Pilih-pilihlah kalau sakit, ya paling tidak minta lah hanya pilek-pilek saja, demam-demam dikit tidak apalah. Ini hanya untuk menghindari keluarnya biaya yang sangat mahal. BPJS?
Auk ah gelap .Di Asian Games nantilah kita akan merasakan lagi kebanggaan sebagai bangsa. Merah putih dikerek ke angkasa. Bendera negara lain di bawah sebagai penghormatan bahwa kita menjadi juara.Tapi kita hanya membidik 15 hingga 20 medali emas, dari 462 medali emas yang disebar selama Asian Games.  Wah...! Sedikit sekali. Bahkan jika tidak ada lobi-lobi khusus target itu lebih sedikit lagi.  Untung ada cabang-cabang olahraga andalan di luar cabang olahraga permanen olimpik. Sehingga rasa keindonesiaan ini sedikit terangkat jika nantinya mampu mendulang emas sesuai harapan. Decoy ...? Antara decoy