Antv – Baru-baru ini, manchester United mengumumkan bahwa mereka tengah mengalami kerugian hingga 151,5 juta poundsterling atau setara dengan Rp1,9 triliun pada musim 2021/2022.
Angka yang dirilis menggabungkan kuartal terakhir tahun keuangan klub yang berakhir pada Juni menunjukkan kerugian naik 23 juta poundsterling atau berkisar Rp389 miliar pada 12 bulan sebelumnya.
Utang bersih klub juga meningkat yang sebelumnya di angka 419,5 juta poundsterling pada 2021 menjadi 514,9 juta poundsterling pada tahun ini, meningkat lebih dari 22 persen.
Meskipun mengalami kerugian, pendapatan yang diperoleh Setan Merah meningkat menjadi 89,1 juta poundsterling atau sekitar Rp1,5 triliun.
Sementara United harus membayar dividen 33,6 juta poundsterling atau sekitar Rp567 miliar kepada pemegang saham.
“Hasil keuangan kami untuk tahun fiskal 2022 mencerminkan pemulihan dari pandemi, kembalinya suporter secara penuh, dan kemitraan komersial baru yang diimbangi dengan peningkatan investasi dalam skuad,” ungkap kepala keuangan Manchester United, Cliff Baty seperti dikutip dari laman TEAMtalk pada Jumat, 23 September 2022.
“Hasil kami terpengaruh dengan tidak adanya tur musim panas pada Juli 2021, materi yang luar biasa, dan biaya utilitas yang meningkat, dan dampak melemahnya poundsterling pada biaya keuangan non-tunai kami,” lanjutnya.
Situasi tersebut seakan-akan memberi sinyal bahwa Manchester United tidak akan gencar melakukan pembelian pemain pada bursa transfer musim dingin pada Januari nanti.
Diketahui bahwa, Manchester United melakukan pengeluaran besar pada bursa transfer musim panas kemarin dengan total 225 juta poundsterling atau setara Rp3,8 triliun.
Antony menjadi pemain termahal kedua dalam sejarah klub setelah manajemen mendatangkannya dari Ajax Amsterdam dengan nilai 85,5 juta poundsterling atau setara dengan Rp1,4 triliun.
Sedangkan, Casemiro didatangkan dari Real Madrid dengan angka transfer yang mencapai 60 juta poundsterling atau setara dengan Rp1 triliun lebih.
