Pasca Gempa Lombok, Ribuan Wisman Tinggalkan Lombok

Wisman Tinggalkan Gili Trawangan
Wisman Tinggalkan Gili Trawangan (Foto : )
Pasca gempa berkekuatan 7 SR yang menggoncang Lombok dan sekitarnya tadi malam, ribuan wisatawan mancanegara, wisman,  meperpendek liburannya di Indonesia.Kantor berita Reuters melaporkan maskapai penerbangan garuda Indonesia menembah penerbangan dari Lombok untuk membantu para wismanmeninggalkan Lombok.Sementara CEO Airasia Group Tony Fernandes dalam cuitannya mengatakan menambah jumlah penerbangan dari Bali dan Lombok untuk mengantisipasi lonjakan permintaan dari Bali dan Lombok."Saya merasa goncangan yang sangat keras pada atap dan lantai, mungkin bergoyang dua meter ke kiri dan ke kanan, saya tak bisa berdiri lagi,"kata Gino Poggiali, WN Perancis.Sementara Carlos Romantines, warga Spanyol kini menunggu penerbangan untuk meninggalkan Lombok."Disini semua aktifitas berhenti. tak bisa menyelam, dan tak bisa apa-apa. Saya akan pergi ke Pulau Lain.Gempa Lombok 91 Orang Meninggal, 209 Luka-Luka
Sebanyak 91 orang meninggal akibat gempa Lombok Timur berkekuatan 7 SR, Minggu pukul 18:46 WIB. Selain itu, 209 luka-luka dan diperkirakan puluhan ribu orang mengungsi.Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga, Senin (6/8) terdapat 91 orang meninggal dunia dan 209 luka-luka, ribuan rumah rusak dan lebih dari 20.000 diperkirakan mengungsi. Jumlah ini diperkirakan masih terus bertambah karena tim penanganan darurat gempa masih terus melakukan pendataan.Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pendataan, evakuasi masih terus dilakukan meski di lapangan masih ditemui kendala karena keterbatasan alat berat dan rusaknya infrastruktur seperti robohnya 3 jembatan yang menghubungkan 3 kecamatan."Masyarakat yang masih trauma dengan gempa seminggu sebelumnya, kembali dikejutkan dengan gempa 7 SR yang goncangannya lebih kuat," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (6/8).Akibat gempa tersebut wilayah Lombok Utara dan Lombok Timur mengalami dampak yang cukup parah. Meski gempa juga dirasakan hingga Sumbawa, Bali dan Jawa Timur bagian timur.Sutopo menyebut, wilayah Lombok dalam kategori rawan tinggi gempa. Sumber gempa yang terjadi Minggu malam sama dengan gempa 6,4 SR yang terjadi 29 Juli 2018 dari aktivitas sesar naik Flores dan dipicu deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik. Gempa-gempa yang terjadi itu, merupakan gempa dangkal.Banyaknya jumlah korban jiwa karena kekuatan gempa yang besar dan dangkal, sehingga menyebabkan bangunan yang konstruksi tidak kokoh pun roboh dan menimpa penghuninya.Berdasarkan instruksi dan arahan Presiden, Menkopolhukam pun menjadi koordinator penanganan darurat di lokasi bencana. Kementerian dan lembaga lain seperti BNPB, Polri, TNI, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, terus bersinergi melakukan penanganan cepat, pemenuhan kebutuhan pengungsi dan logistik."Kepala BNPB sejak tadi malam sudah di Lombok menggunakan pesawat khusus dari Halim," ujarnya.Masa tanggap darurat akan berlaku hingga 11 Agustus 2018. Tidak menutup kemungkinan masa tanggap darurat ini diperpanjang bergantung kondisi di lapangan.Hingga saat ini, BNPB sudah mengirimkan 21 ton bantuan ke lokasi gempa. Sementara untuk santunan korban meninggal akan diberikan kepada ahli waris Rp 15 juta per korban dan luka-luka Rp 2,5 juta. Bantuan akan diberikan oleh Kementerian Sosial.Sementara itu lanjut Sutopo, untuk para wisatawan yang berada di tiga Gili yakni Gili Trawangan, Gili Air, Gili Meno dalam proses evakuasi. Sekitar 200 turis mancanegara dan asing sudah dievakuasi menggunakan perahu karet milik Basarnas untuk selanjutnya ditumpangkan perahu menuju ke Lombok. Masih ada sekitar 700 turis lagi lanjut Sutopo yang masih dalam proses evakuasi."Sejauh ini BNPB belum mendapatkan perkembangan terkini adakah korban meninggal atau luka-luka dari proses evakuasi itu," ungkapnya.Saat ini kebutuhan mendesak pengungsi antara lain makanan siap saji mengingat pengungsi bertambah, air bersih karena jaringan air bersih rusak ditambah kondisi kemarau sehingga sulit air, listrik pun hingga Senin siang masih padam. Rencananya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan mengebor sumur tanah dan mendistribusikan tangki air.BNPB menyebut Bandara di Lombok Nusa Tenggara Barat dan Bali sudah normal sejak, Minggu (5/8) malam pascagempa Lombok berkekuatan 7 SR pukul 18.46 WIB. Demikian juga aktivitas penyeberangan laut berjalan normal.Menurut Sutopo, bencana ini tidak perlu dikategorikan sebagai bencana nasional, karena tidak semua kabupaten terdampak parah gempa. Pemerintah pusat berfungsi memperkuat pendampingan kepada pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten dalam hal pendanaan, manajerial, personil, peralatan dan tertib administrasi.Namun jika ada negara luar yang ingin memberikan bantuan disilakan melalui Kementerian Luar Negeri.Sebelumnya, dari gempa 7 SR kedalaman 15 km di Lombok Timur, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika melakukan pemodelan dan sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami. Masyarakat pun panik sehingga melakukan evakuasi ke tempat yang aman dan dataran tinggi.Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi berpotensi tsunami dan tsunami telah terjadi. Berdasarkan pengamatan tide gauge telah terdeteksi gelombangtsunami di Carik (pesisir Lombok Utara) 13,5cm pada pukul 18.48 WIB, Badas (Sumba Utara) 10cm pada pukul 18.54 WIB, Lembar (pantai Lombok Selatan baratdaya) 9cm pada pukul 19:27 WIB, dan Benoa (Bali) 2cm pada pukul 19:58 WIB.Patut disyukuri, status ancaman tsunami ini hanya waspada (ketinggian tsunami kurang dari 0,5 meter) sehingga dalam hal ini model status ancaman yang dibuat oleh BMKG cukup akurat karena ketinggian tsunami berdasarkan monitoring tide gauge ketinggiannnya kurang dari 0,5 meter.Minggu malam pukul 20:25 WIB status peringatan dini tsunami pun dicabut.Laporan Sandu March Dari Jakarta