Tradisi Rambu Solo, Upacara Kematian Adat Toraja di Samarinda

adat toraja 3
adat toraja 3 (Foto : )
Tradisi Rambu Solo atau upacara kematian bagi Suku Toraja, Sulawesi Selatan menjadi salah satu budaya Nusantara yang masih dipertahankan hingga kini. Upacara pemakaman Suku Toraja tidak hanya dapat dijumpai di Tana Toraja, namun bisa dijumpai di tempat lain, seperti di Samarinda, Kalimantan Timur.[caption id="attachment_97253" align="aligncenter" width="300"]
Ribuan warga Toraja hadiri upacara kematian [/caption]Ribuan warga Toraja berkumpul dalam upacara Rambu Solo,  atas kematian seorang mantan anggota DPR-RI Luther Kombong, yang meninggal dunia pada bulan Juni tahun lalu. Jenazah baru akan dimakamkan setelah prosesi upacara Rambu Solo selesai. Upacara Rambu Solo berlangsung selama lima hari.[caption id="attachment_97259" align="aligncenter" width="300"] Prosesi pemakaman Adat Toraja [/caption]Sebelumnya, jenazah Luther Kombong yang disemayamkan di tongkonan karena menunggu proses pembangunan makam yang ada dalam komplek tongkonan tersebut selesai. Upacara adat ini bisa memakan waktu cukup lama, sehingga upacara ini akan memakan biaya yang tidak sedikit.[embed]https://youtu.be/ZuVeQHXuSvM[/embed]Karena semakin tinggi derajat seseorang yang meninggal, maka akan semakin besar dan mewah pula upacara Rambu Solo ini. Untuk kalangan bangsawan, kerbau yang wajib dikurbankan sekitar 25-100 ekor dan salah satunya wajib kerbau bule yang kisaran harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah.Sebelum masuk ke Upacara Adat Rambu Solo, keluarga akan mengadakan pertunjukan kesenian, yang meliputi perarakan kerbau yang akan dikurbankan, penampilan musik daerah, tarian adat, adu kerbau  dan penyembelihan kerbau. Tarian khusus yang ditampilkan dalam upacara ini adalah yang biasa di sebut mabbadong dan penyembelihan kerbau.Pihak keluarga dari mendiang sangat berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pemakaman adat ini.“Saya sangat berterima kasih kepada seluruh warga Toraja, yang sangat, sangat berpartisipasi di dalam acara papa saya, begitu banyak saya melihat orang berkumpul. Itu membuat saya merasa terharu, "  ujar Novi Luthsiyanti, putri dari mendiang Luther Kombong.Sementara istri mendiang Luther Kombong merasa bangga karena suaminya sangat peduli dengan kepentingan orang banyak diatas kepentingan keluarga.Ribuan warga Samarinda sangat  antusias untuk menyaksikan puncak ritual rambu solo. Terlebih saat jenazah dikeluarkan dari tongkonan untuk di arak menuju pemakaman atau patane. Pihak keamanan dari kepolisian dan TNI  harus memberi batas, agar proses ke pemakaman berjalan lancar.Laporan Asho Andi Marmin dari Samarinda, Kalimantan Timur.