Peduli Rohingya, Ribuan Umat Muslim Gelar Aksi Turun Ke Jalan

ribuan demo new
ribuan demo new (Foto : )
www.antvklik.com
- Dukungan untuk etnis Rohingya terus mengalir. Usai shalat jumat, ribuan umat muslim yang tergabung dalam berbagai ormas islam yang ada di Medan Sumatera Utara, gelar aksi turun ke jalan. Dengan berjalan kaki, ribuan umat muslim melakukan aksi turun ke jalan yang dimulai dari mesjid Agung di Jalan Diponegoro, mereka menyuarakan agar pemerintah Indonesia segera mengambil langkah untuk menyelamatkan umat muslim Rohingya, yang mendapatkan perlakuan keji dari militer pemerintah Myanmar.Sebagai bentuk kepedulian terhadap etnis Rohingya, sambil berjalan kaki mereka juga membawa berbagai spanduk dan poster, yang berisikan dukungan terhadap Rohingya. Selain itu mereka menyampaikan tuntutan agar dunia internasional memberikan sanksi terhadap sikap dan tindakan pemerintah Myanmar, yang dianggap telah melakaukan pelanggaran hak asasi manusia secara nyata.
Dalam aksi turun ke jalan yang dilakukan ribuan umat muslim dari berbagai ormas islam ini, mendapatkan pengawalan ketat dari pihak kepolisian. Aksi berjalan kaki, ribuan umat muslim ini akan berlanjut menuju Vihara Borobudur yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol. Tujuan mereka mendatangi Vihara bukan untuk menakut nakuti ataupun mengganggu aktifitas ibadah umat Budha, melainkan hanya untuk memberikan semangat dan ajakan bahwa aksi yang mereka lakukan ini bisa berjalan dengan tertib dan damai, meskipun dengan jumlah yang besar.Sudah hampir dua pekan etnis Rohingya kembali terpuruk dalam kekejian di negeri mereka sendiri, Myanmar. Tapi, suara maupun manuver Aung San Suu Kyi – tokoh demokrasi dan HAM yang kini jadi salah satu petinggi di Myanmar – untuk mengatasi krisis kemanusiaan atas etnis Rohingya di negara bagian Rakhine itu belum juga terdengar.Itu sebabnya banyak warga dan sejumlah tokoh di berbagai belahan dunia kini menyampaikan keprihatinan mereka atas situasi di Myanmar. Mulai dari kicauan di media sosial hingga aksi unjuk rasa.Kesunyian Suu Kyi sudah terasa sejak Oktober 2016, ketika terjadi kekerasan yang sama terhadap etnis Rohingya di Rakhine. Saat itu Suu Kyi juga tak bersuara. Padahal sejak Januari 2016, Suu Kyi secara resmi sudah menjadi pemimpin Myanmar. Meski sudah tak lagi menjadi tahanan rumah, dan sudah menjadi pemimpin, namun perempuan paruh baya itu seperti tak terhubung dengan Rakhine. Entah sejauh apa jarak yang membentang, ia tak berkomentar.Februari 2017, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Zeid Ra'ad Al Hussein mencatat, Suu Kyi tak sedikitpun menampakkan kondisi emosional ketika membaca laporan PBB tentang pembantaian terhadap Rohingya yang ia sampaikan pada Februari 2017.Akhir Agustus 2017, konflik yang berujung pada tragedi kemanusiaan di Rakhine, Myanmar, kembali terulang. Dan Suu Kyi kembali diam. Ia tak berkomentar dan menunjukkan sikap jelas atas kekerasan dan kebrutalan tentara Myanmar terhadap etnis Rohingya.Zulfahmi Medan Sumatera Utara[embed]https://youtu.be/lcGZI_wX4eI[/embed]