Padi Raksasa, Tingginya Bisa Lebih dari Petani

PADI RAKSAKSA 1
PADI RAKSAKSA 1 (Foto : )
Padi raksasa ini ditanam  petani di Blitar Jawa Timur. Tinggi  tanaman padi tersebut juga mencapai hampir dua meter dan bulir padi ditangkai juga lebih banyak. Padi ini sempat viral di media sosial.Hamparan tanaman padi  ini milik kakak-beradik Imam Syafi'i dan Mohammad Diayudin warga Desa Pojok Kecamatan Garum Kabupaten Blitar berjenis  PPIM(Petani Pari Indonesia Menggugat). Selain tingginya yang mencapai 2 meter ,  batangnya  juga lebih besar dibandingkan dengan jenis lainnya. Selain itu  bulir  beras juga lebih panjang dan lebih banyak isinya dibandingkan dengan jenis padi lainnya.https://youtu.be/_a-ABy65SrQBenih tanaman yang bernama latin
oryza sativa
  tersebut didapatkan dari seorang PPL ( Penyuluh Pertanian Lapangan)  yang berdinas di Kecamataan Kanigoro. Menurut Imam, pemeliharaan jenis padi ppim ini  sama dengan jenis  lainnya. Hanya saat akan menanam  harus lahan harus diberi pupuk kandang dahulu dan sesudah masa tanamharus diberi formula racikan sendiri. Sementara  masa tanam hingga panen juga sama dengan jenis lainnya yakni sekitar 120 hari, namun bedanya bulir bakal beras ini lebih banyak hingga mencapai 800 bulir  calon beras ini  dalam setiap tangkainya./Imam mengaku sejak menanam jenis PPIM  hasil panennya dua kali lipat jauh lebih banyak  jika dibandingkan dengan jenis yang lainnya. Di lahan seluas setengah hektar,  ia mampu mendapatkan sekitar lima ton gabah . Padahal jika menggunakan jenis padi yang lain paling banyak hanya 3 sampai 3,5 ton gabah  saja.Sejak kabar tersebut viral dimedsos , bibit tanaman  yang menjadi bahan pokok sebagian besar rakyat Indonesia ini  ini telah dibeli oleh sejumlah petani dan ditanam di beberapa daerah di kabupaten blitar. Namun saat ini hanya empat titik yang baru mencoba benih  jenis PPIM ini  yakni di kecamatan Garum, kecamatan Lodoyo, kecamatan Talun dan juga di kecamatan Kanigoro.Tentu para petani yang mencoba bibit yang ditanam Imam berharap akan memperoleh hasil yang tak jauh berbeda, lebih banyak dari bibit yang sebelumnya mereka tanam sehingga ara petani  di  desa   bisa meningkat kesejahteraannya .  Dan semoga tak ada lagi impor beras... Amien YRA. Laporan Yusuf Saputro dari Blitar Jawa Timur