Menusuk Jari dan Meminta Batuk Saat Terkena Serangan Jantung Itu Hoax!

serangan jantung
serangan jantung (Foto : )
www.antvklik.com
- Penyakit jantung adalah penyakit yang menjadi silent killer, pembunuh yang bisa tiba-tiba datang menyerang siapapun. Kasusu serangan jantung bisa terjadi kapanpun dan dimanapun. Bila ada keluarga atau teman yang berada di sekitar kita terkena serangan jantung, yang harus kita lakukan hanyalah segera membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat. "Soalnya apapun yang kita lakukan adalah menunda pemberian terapi yang tepat. Apapun yang mungkin kita baca di medsos kepada pasien serangan jantung, ini itu ini itu (menusuk-nusuk jari, menyuruh penderita batuk) tidak membawa manfaat. Maaf sekali itu adalah hoax. Tidak benar sama sekali," kata dr. Dicky Armein Hanafy, Sp. JP (K), Dicky, dokter ahli jantung dari RS Jantung Harapan Kita.https://www.youtube.com/watch?v=X1UoKZEOy2Q&feature=youtu.be[caption id="attachment_71224" align="alignleft" width="300"]
serangan jantung dr Dicky Armein Hanafy[/caption]Sementara pertolongan Resusitasi jantung paru-paru atau CPR hanya bisa diberikan bila penderita tidak sadarkan diri. Itu pun hanya bisa dilakukan oleh orang yang sebelumnya telah mendapat pelatihan bantuan hidup dasar.Jantung merupakan organ utama yang sangat penting bagi manusia. Jantung diperlukan untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh mendapatkan oksigen dan sari makanan yang diperlukan untuk metabolisme tubuh.Ada berbagai jenis penyakit jantung seperti jantung koroner, gagal jantung, kelainan jantung bawaan, jantung rematik, dan lainnya. Namun berdasarkan penuturan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di RS Jantung Harapan Kita dr. Dicky Armein Hanafy, Sp. JP (K), penyakit jantung yang diderita mayoritas masyarakat Indonesia adalah penyakit jantung koroner.Penyakit jantung koroner (PJK) adalah menyempitnya pembuluh darah arteri koroner akibat plak menumpuk di bagian dalam dinding pembuluh darah koroner, pembuluh darah yang berfungsi menyuplai oksigen, dan zat makanan ke otot jantung. Penyakit jantung koroner ini bisa juga dipicu oleh penyakit diabetes dan hipertensi.Dokter Dicky menyebut, penyakit jantung dulu rentan diderita oleh orang yang berusia 60 tahun ke atas. Namun karena adanya perubahan gaya hidup di masyarakat, saat ini penderita jantung koroner banyak diidap oleh orang yang berusia 40 hingga 50 tahun.Karenanya makin banyak ditemui serangan jantung menerpa orang-orang di bawah usia 50 tahun.Karenanya, agar terhindar dari penyakit jantung koroner, kita pun harus mengubah gaya hidup kita menjadi lebih sehat. "Penyakit jantung koroner karena lifestyle. Mungkin yang pertama tidak memperhatikan diri sendiri terutama merokok, makanan yang dikonsumsi, malas berolahraga, malas gerak. Karena memang sekarang ada kemudahan transportasi, dan kerjanya yang lebih banyak tidak menggunakan fisik lagi," ujar dokter Dicky.Untuk mendeteksi adanya gejala jantung koroner dalam tubuh kita, dokter Dicky menyarankan agar kita rajin bergerak. Dokter Dicky menyebut, bila terjadi penurunan pada kemampuan fisik, bisa jadi itu adalah gejala jantung koroner. "Makanya olahraga jadi penting. Karena kalau sehari-harinya duduk saja, kita ga akan bisa mendeteksi perubahan kemampuan fisik kita," ucapnya. Alfia Sudarsono dan Agam Wifta Renal dari Jakarta