Menengok Rumah Tjut Nyak Dhien,  Srikandi  Dari Tanah Rencong

Rumah Tjut Nyak Dien
Rumah Tjut Nyak Dien (Foto : )
www.antvklik.com- Tujuh puluh dua  tahun sudah Indonesia merdeka dari penjajahan Belanda. Kemerdekaan yang telah di raih tersebut tentu tak terlepas dari semangat perjuangan  para pahlawan kita yang berperang melawan para penjajah untuk merebut kembali negara ini dari tangan Belanda. Salah satunya ialah pejuang wanita asal Aceh, yaitu Tjut Nyak Dhien.Tjut Nyak Dien lahir pada tahun 1848 dari keturunan bangsawan bernama Teuku Nanta Seutia dan ibunya bernama Uleebalang Lampageu. Sejak kecil Tjut Nyak Dien telah dididik oleh orangtuanya dengan ilmu agama, sehingga beliau tumbuh menjadi perempuan yang patuh akan ajaran-ajaran Agama Islam. Ketika usianya 12 tahun, Tjut Nyak Dien telah dinikahkan dengan Teuku Cek Ibrahim Lamnga. Namun sayangnya pernikahan tersebut tak berlangsung lama, karena Teuku Cek Ibrahim Lamnga meninggal saat berjuang melawan Belanda. Tewasnya sang suami menjadikan Tjut Nyak Dien sangat marah kepada pihak Belanda dan berjanji akan menghancurkan Belanda
Dalam perjuangan Teuku Umar bersama Cut Nyak Dien, sempat diwarnai dengan pembelotan Teuku Umar kepada pihak Belanda. Aksinya tersebut menuai banyak tentangan dari rakyat yang menganggap Teuku Umar telah berkhianat. Padahal,ini merupakan strategi Teuku Umar agar bisa mengakses persenjataan Belanda. Karena Belanda menganggap Teuku Umar berada dipihaknya, Belanda menghadiahkan sebuah rumah kepada Teuku Umar. Itulah rumah yang kini menjadi museum rumah Tjut Nyak Dhien.Ketika memasuki museum rumah Tjut Nyak Dien, akan terasa suasana yang sejuk dan asri. Dinding-dinding ruangan terbuat dari papan-papan kayu, serta atap yang dihiasi dengan pelepah daun kelapa tua. Ruangan didalam museum rumah Tjut Nyak Dhien ini tergolong luas dan juga terdapat banyak pintu yang menghubungkan ruangan satu dengan ruangan yang lainnya.Pada dinding ruangan, wisatawan bisa melihat silsilah keturunan dari pahlawan wanita Indonesia tersebut,pada ruang lain terdapat  sejumlah koleksi kursi-kursi kayu dengan ukiran khas jepara yang terpajang rapi. Selain itu terdapat pula koleksi yang menggambarkan pada masa perang Aceh. Seperti sejumlah senjata yang di gunakan untuk berperang melawan Belanda.Tak hanya itu wisatawan juga bisa melihat kamar yang dulunya digunakan oleh Tjut Nyak Dhien.  Walaupun hanya replica, namun desain kamar tersebut dibuat mirip dengan yang asli tanpa mengurangi atau menambah detail yang ada. Kamar ini dihiasi oleh tirai berwarna kuning seperti layaknya kamar miliki raja-raja. Srikandi Pahlawan Nasional  dari Aceh itu telah lama tiada, namun semangatnya masih tetap hidup di dalam sanubari bagi anak bangsa di segala penjuru negri ini.Demikian laporan Muhammad Fadly, dari Banda Aceh .