Karena Pengusaha Tak Ingin Indonesia Hanya Jadi Pasar

Suasana Pertemuan Kehormatan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Bidang Perdagangan Estonia, Andres Rundu
Suasana Pertemuan Kehormatan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Bidang Perdagangan Estonia, Andres Rundu (Foto : )

antvklik - Komitmen tersebut ditekankan oleh Ketua Kadin Indonesia bagian Komite Eropa dan Rusia, Olfriady Letunggamu, dalam pertemuan kehormatan dengan Wakil Menteri Luar Negeri bidang Perdagangan Estonia Andres Rundu. Pada kesempatan tersebut, terdapat juga delegasi yang menjadi perwakilan pengusaha dari Kadin Estonia. "Saya menegaskan kepada delegasi Estonia bahwa kami siap jadi lokal partner mereka.

Karena kita enggak mau hanya jadi market mereka, kita harus transfer knowledge (pengetahuan) dari mereka. Kita enggak mau mereka jualan sistem di sini," jelasnya di Kantor Kadin Indonesia, Jakarta, Kamis (7/3/2019). Lebih jauh Olfriady menjelaskan, Estonia memang merupakan negara yang memiliki kemajuan teknologi yang tinggi terlebih dalam sistem layanan elektronik (e-services).

Oleh sebab itu, kerja sama tersebut, nantinya menjadi sangat penting di tengah perkembangan digitalisasi saat ini. "Estonia memiliki sistem e-governance yang kuat sekali. Maka mereka datang ke sini untuk membantu permasalahan Indonesia yang memiliki populasi penduduk yang besar. Jadi mereka ekspor teknologi," katanya.

Sejumlah sistem layanan elektronik yang ditawarkan untuk kerja sama yakni e-governance, e-industry dan e-ducation, dan sistem keamanan siber. Meski demikian, pengusaha Indonesia juga meminta adanya pengembangan layanan elektronik di bidang kesehatan atau e-health. "Karena Indonesia punya banyak sekali rumah sakit dan jumlah pasien, maka sangat baik kalau ada sistem elektronik yang bisa integrasi semua itu.

Ini merupakan permintaan pihak Indonesia ke pihak Estonia," katanya. Lebih lanjut, Olfriady menjelaskan, nantinya kerja sama pengembangan teknologi antar pengusaha di kedua negara ini berdasarkan business to business (B2B). Dengan menggabungkan tenaga kerja dari Estonia dan Indonesia untuk membuat suatu program secara bersama-sama. "Kami mau ada penyesuaian di sini dengan memperkerjakan anak-anak Indonesia. Misal saya punya bisnis kesehatan, mereka punya sistemnya, kemudian implementasinya dengan membuat sistem tersebut bersama-sama, jadi kami buka as user (pengguna) doang," pungkasnya.