Harimau Sumatera Terkam Warga Jambi Belum tertangkap, Korban Luka Parah

Pihak Rumah Sakit DKT Kerinci Sedang Mengecek Luka Korban Terkaman Harimau
Pihak Rumah Sakit DKT Kerinci Sedang Mengecek Luka Korban Terkaman Harimau (Foto : )
www.antvklik.com
- Hingga hari ini, kondisi korban bernama Rusmawati yang di terkam harimau Sumatera mengamuk di Desa Pungut Mudik, Jambi, masih belum pulih. Besarnya luka akibat sayatan kuku harimau, sepanjang lebih dari sepuluh centimeter, dengan kedalaman luka tiga centimeter, yang membuat otot bahu dan punggung korban putus membuat pihak rumah sakit harus bekerja ekstra agar korban tidak mengalami infeksi yang parah.Korban hari ini sudah mulai bisa diajak berkomunikasi menuturkan “ saya sedang mencangkok anak kulit kayu manis diladang, saya tidak tahu bahwa harimau itu datang dari belakang saya, dan langsung menerkam saya, saya di gulingkan oleh harimau itu, seperti kucing mengguling-gulingkan tikus, sejauh tiga meter,saya berteriak minta tolong, bapak datang dan berteriak ada apa? , lalu harimau itu pergi meninggalkan saya,” Ucapnya saat menceritakan.Sementara itu, pihak BKSDA  dan  Taman Nasional Kerinci Semblat Jambi, hingga kini masih memburu keberadaan harimau tersebut, dengan membentuk tim, yang disebar ke beberapa titik agar harimau tersebut bisa dihalau kembali masuk ke Kawasan Taman Nasional Kerinci Semblat.Peristiwa ini menambah kasus korban serangan harimau sumatera yang telah terjadi sebelumnya pada awal januari 2018. Harimau Sumatera bernama Bonita menyerang seorang wanita warga Indragiri Hilir, Riau, bernama Jumiati hingga tewas dan ditemukan dengan kondisi mengenaskan. Selain itu, Kejadian selanjutnya juga terjadi kembali di Riau pada bulan maret 2018. Seorang pekerja bangunan bernama Yusri Efendi tewas diterkam karena mengalami pendarahan serta luka sangat parah.Kejadian hariamau Sumatera yang menerkam manusia seharusnya tidak terjadi, karena pada dasarnya mereka pemalu dan menghindari manusia, namun hal ini disebabkan oleh banyaknya pengalih fungsi lahan yang menjadi lahan perkebunan sawit. Sehingga harimau bernama latin (
Panthera Tigris Sumatraensis ) yang masuk daftar terancam punah oleh dunia internasional tidak memiliki habitat yang layak untuk menjadi tempat tinggalnya.Laporan dari Bayu Alfarizi - Arizal Antoni, Jambi