Dibalik Siaran Televisi Asian Games, Ada Anak-anak Muda Jakarta Yang Bekerja

host Broadcaster
host Broadcaster (Foto : )
Tentu anda menyaksikan siaran langsung pertandingan Asian Games di televisi. Sekitar 3000 wartawan menyiarkan langsung ke 80 negara di dunia. Peralatan siaran ini dibawa dengan menggunakan 29 kontener dari Rusia? Ya, Rusia karena peralatan ini memang digunakan untuk siaran langsung Piala Dunia yang lalu.Sementara sebuah perusahaan asal Swiss yakni International Games and Broadcast Services bertanggungjawab menyelenggarakan siaran ini. IGBS sebelumnya berpengalaman dalam sejumlah event besar diantaranya ASian Games 2014 Incheon Korsel dan Piala Dunia yang lalu.Adalah International Broadcast Center menjadi tuan rumah pusat pelayanan Host Broadcaster dan pemegang hak siar seluruh negara serta Rights Holding Broadcasters (RHBs). Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (Inasgoc) menargetkan Asian Games dapat disaksikan oleh sekitar lima miliar penonton di seluruh dunia."Kami targetkan ada lima miliar pasang mata atau penonton di seluruh dunia yang menyaksikan siaran televisi Asian Games 2018," kata Direktur Media dan PR Inasgoc Danny Buldansyah.Dari ribuan orang yang bekerja sebagai tenaga profesional host broadcaster yang membuat siaran televisi Asian Games tersebut, ada wajah-wajah muda yang berada dibalik kamera.Mereka ternyata adalah mahasiswa-mahasiswa broadcast dan jurnalis yang direkrut dari kampus-kampus di di Indonesia.Jumlahnya lumayan banyak. Ada 500 orang. Sebagian dari mereka bekerja semula bekerja membantu sejak uji coba Asian Games lalu. Mereka direkrut dari berbagai kampus seperti UMN, Binus, Unpad hingga UI.Jika dulu mereka direkrut atas nama kampusnya masing-masing, kini mahasiswa ini bekerja sebagai profesional dan diikat kontrak dengan penyelenggara siaran televisi Asian Games.Inasgoc menganggarkan total Rp 800 miliar untuk produksi siaran pertandingan ASian Games termasuk upacara pembukaan dan penutupan di Stadion Utama Gelora Bung Karno.Lantas berapa honor mereka? Jika para relawan dibayar Rp 300 ribu per hari, tentu mereka dibayar jauh lebih mahal lagi, karena mereka bekerja sebagai tenaga profesional siaran televisi Asian Games."Lumayan lah bang, pulang dari sini saya mau beli kamera,"kata Ryandika Rafael, mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara Tangerang.