Cegah Gizi Buruk, Pemerintah Berencana Relokasi Terbatas Warga Asmat

wargaasmat
wargaasmat (Foto : )
www.antvklik.com - Pemerintah mempertimbangkan rencana relokasi warga Kabupaten Asmat di Provinsi Papua, untuk mencegah kejadian luar biasa(KLB) dan gizi buruk terjadi kembali di sana. Menteri Sosial Idrus Marham yang ditemui di kantornya Jumat siang (2/2) mengatakan salah satu penyebab terjadinya gizi buruk dan campak di Asmat, karena sebagian besar warga asmat tinggal di rawa-rawa. Akibatnya, warga Asmat rentan terkena penyakit. Karena itu, Idrus menginginkan adanya Program Komunitas Adat Terpencil atau KAT terus dijalankan.“ Setelah kita kaji, karena daerah di Asmat itu adalah rawa-rawa. Rumah dibangun di atas rawa-rawa, kantor-kantor di atas rawa-rawa, bahkan rumah sakitpun tempat berharap kesembuhan tapi di bawahnya rawa-rawa juga. Maka ada pikiran bagaimana kalau program Komunitas Adat Terpencil (KAT) ini dikembangkan,” kata Idrus Marham.Sebanyak 107 kepala keluarga di Kabupaten Asmat ditargetkan akan menempati relokasi terbatas dengan anggaran Rp 3,1 miliar. Dalam relokasi terbatas ini, warga juga akan diberi pembinaan dan pendampingan serta bantuan sosial sebesar Rp 300 ribu per enam bulan.Idrus menjelaskan tahap pertama relokasi sudah selesai dilakukan, saat ini Kemensos sedang melakukan tahap kedua dengan membangun rumah-rumah warga. Diharapkan dengan adanya relokasi ini, hidup warga Asmat menjadi lebih sehat. Selain itu, Idrus juga menyatakan persoalan KLB dan gizi buruk juga sudah ditangani.“ Alhamdulillah, atas penjelasan panglima TNI, KLB nya sudah selesai, nah tentu langkah selanjutnya adalah perawatan pembinaan dan pengembangan masyarakat yang ada disana, “ ujar Idrus Marham menambahkan.Hingga Jumat 2 Februari, sekitar 170 warga masih dirawat di rumah sakit dan aula gereja. Sementara 72 warga meninggal dunia. Pemerintah pun sepakat melakukan pendekatan secara terpadu dan berkesinambungan di daerah Suku Asmat agar tidak terjadi kembali wabah gizi buruk dan campak.Laporan Restu Wulandari dan Johanes Bosco dari Jakarta.