BNPB Pasang 200 Sistem Peringatan Dini untuk Antisipasi Longsor

logo-bnpb-pusat oke
logo-bnpb-pusat oke (Foto : )
www.antvklik.com
- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengaktifkan 200 unit sistem peringatan dini, untuk mengantisipasi kemungkinan timbulnya bencana longsor. Sejumlah bencana alam seperti banjir, longsor, gunung meletus dan kebakaran hutan, sepertinya masih perlu diwaspadai masyarakat Indonesia menjelang akhir Tahun 2017 ini. Dari beberapa bencana alam itu, BNPB menyebutkan bahwa longsor merupakan bencana yang paling banyak menimbulkan korban jiwa di Indonesia.Dalam konferensi pers yang digelar di Gedung BNPB Kamis siang, Kepala Pusat Data Informasi dan humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan bahwa hingga kini sekitar 40,9 juta jiwa penduduk Indonesia, tinggal di wilayah rawan longsor. BNPB telah memetakan provinsi dan wilayah yang rawan terkena longsor di Tahun 2017 ini, dengan beberapa kategori. Ada beberapa warna dalam peta yang dirilis oleh BNPB meliputi warna merah, hijau, kuning dan oranye. Masing-masing warna memiliki arti yang berbeda, hijau berarti aman, oranye dan kuning berarti sedang, sementara merah berarti memiliki potensi tinggi untuk terjadinya longsor. Berdasarkan keterangan peta yang dipaparkan pihak BNPB, diperkirakan wilayah Jawa, Sumatera dan Sulawesi masih rawan longsor.Lebih jauh Sutopo menjelaskan bahwa BNPB bersama pemangku kepentingan lainnya, selalu memetakan prakiraan potensi gerakan tanah. Sutopo menambahkan bahwa amat disayangkan jika hingga saat ini belum banyak masyarakat yang menggunakan peta prediksi longsor sebagai acuan dalam beraktfitas. Menurut Sutopo, kesadaran masyarakat untuk memproteksi diri mereka terhadap bencana longsor juga masih sangat minim, terutama didaerah-daerah rawan longsor. Akses dan komunikasi yang terbatas juga membuat penanganan terhadap bencana longsor menjadi sulit. Untuk mengantisipasi kemungkinan longsor itulah, BNPB kemudian mengaktifkan 200 unit sistem peringatan dini rawan longsor.