Presiden Soal Aksi Teroris di Mako Brimob: Negara Tak Pernah Takut

Jumpa pers Presiden
Jumpa pers Presiden (Foto : )
Presiden Jokowi mengatakan terus memonitor perkembangan aksi teroris di Mako Brimob Kelapa Dua. Menurut Presiden, laporan langsung penanganan  aksi teroris di Mako Brimob  disampaikan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Wakapolri, Panglima TNI dan Kepala BIN terkait dengan upaya pengendalian situasi dan pemulihan keamanan di Mako Brimob yang telah selesai dengan cara-cara yang baik. "Alhamdulillah, narapidana terorisme semuanya sudah menyerahkan diri kepada aparat keamanan. Dan pada kesempatan yang baik ini, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas nama rakyat dan negara kepada seluruh aparat keamanan yang terlibat dalam menyelesaikan peristiwa ini,"kata Presiden."Perlu saya tegaskan bahwa negara dan seluruh rakyat tidak pernah takut dan tidak akan pernah memberikan ruang sedikitpun pada terorisme dan juga upaya-upaya yang mengganggu keamanan negara,"tegas Presiden.Dalam kesempatan tersebut Presiden Jokowi juga menyampaikan rasa duka yang mendalam atas gugurnya anggota Polri dalam aksi teroris di Mako Brimob  tersebut.Yang terakhir, atas nama rakyat, bangsa dan negara, saya menyampaikan rasa duka mendalam atas gugurnya lima anggota Kepolisian dalam melaksanakan tugas dari negara dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dalam menghadapi duka ini.  Saya juga telah memerintahkan kepada Wakapolri untuk memberikan kenaikan pangkat luar biasa kepada prajurit yang telah menjadi korban keganasan teroris,"kata Presiden.Mendampingi Presiden Joko Widodo saat memberikan keterangan ialah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kepala BIN Budi Gunawan, Wakapolri Komjen Syafruddin dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Suhardi Alius.Seperti diketahuhui sebanyak enam orang dinyatakan tewas akibat kerusuhan di Rutan Mako Brimob. Lima orang korban adalah polisi yang disandera, sementara seorang lagi merupakan narapidana.Menurut Polri, awal kerusuhan terjadi dipicu oleh masalah makanan yang diperiksa petugas jaga. Keributan membesar hingga membuat para tahanan menjebol sel dan menyandera petugas yang berjaga.
Laporan Mahendra  Dewanata.