Irma Darmawangsa punya batas waktu untuk Irfan Sebastian menunjukan keseriusan hubungan. Saat ini Irma sangat ingin dilamar oleh mantan pacar Elly Sugigi itu. Sementara Irfan beralasan masih ingin kejar karir dulu.
Biduan dangdut Irma Darmawangsa ingin mengakhiri kesendiriannya secepat mungkin, namun Irfan Sebastian belum ada rencana ingin meminang, meski hubungan mereka sudah lebih dari satu tahun.“pastinya lah kita mau ke jenjang yang lebih atas lagi, sekarang kita lagi mau menuju tangga ke 2 dan lainnya seterusnya pokoknya lebih tinggi lagi", ujar Irma Darmawangsa.Irma Darmawangsa yang sudah pernah menikah dan memiliki seorang putra berusia 7 tahun, sudah tidak sabar ingin dipinang. Pasalnya sang anak sudah sering meminta padanya untuk bisa punya papa baru."Kalau aku mah perempuan cuma menunggu lamaran dari dia (Irfan Sebastian)", kata Irma.
Masih Ingin Kejar Karir, Irfan Ngeles?
Sementara itu Irfan Sebastian mengaku belum siap saat ini untuk melamar Irma."Yang penting kita diberi kesehatan dulu, panjang umur dimudahkan rejekinya lah, pokoknya karirnya semakin naik, supaya mau apapun kita bisa lakuin gitu", ucap Irvan.Alasan Irfan belum siap mempersunting pacarnya itu karena masih ingin mengejar cita-cita. Selain itu dia juga mengaku punya prinsip untuk menikah sekali seumur hidupnya.“Jujur aja saya kalau saat ini belum siap karena kan kalau cowok itu sebagai imam, harus benar-benar matang, saya gak mau nikah-cerai, pinginnya nikah sekali seumur hidup. Jadi memang saya kalau udah mapan, apa yang saya inginkan udah tercapai baru saya lamar dia", ujar Irvan.Irma Darmawangsa memberi batas waktu untuk Irfan. Jika dalam batasan waktu yang sudah dia ditentukan namun Irfan belum juga mau melamar, maka Irma akan tegas mengambil sikap."Ada batas waktu sampai anak saya benar-benar memaksa saya untuk mencari bapak buat dia, karena biar gimana anak saya butuh sosok buat bapak. Anak sayakan masih kelas 2 SD, untuk dampingin dia belajar, untuk membimbing dia ya pokoknya butuh lah sosok bapak di rumah", tutup Irma Darmawangsa.
Sudarmanto dan Handi Febrian | Jakarta
