Dwi Yan Kembali Jadi Tokoh Jahat di Sinetron Api & Cinta

Dwi Yan
Dwi Yan (Foto : )
Aktor senior Dwi Yan kembali hadir dalam sinetron baru Antv berjudul Api & Cinta. Dalam sinetron yang didominasi oleh bintang-bintang muda ini, Dwi Yan berperan sebagai tokoh antagonis bernama Feri.
"Saya sebagai Feri ya tokohnya disini tokoh penjahat sih ga lari dari yang kemarin. Ga tau nih lagi dikasih penjahat terus. Seorang pengusaha, pengusahanya ga tau pengusaha apa, semua. Jual lautan, jual tanah, jual apa air terserah yang bisa dibisniskan, dibisnisin sama feri," terangnya.Sebagai senior di dunia seni peran, Dwi Yan mengaku tidak pernah menghadapi masalah saat diharuskan beradu akting dengan para bintang muda. Menurutnya, semua pemain muda yang terlibat dalam sinetron Api & Cinta sudah cukup berpengalaman sehingga semuanya bisa berjalan lancar."Kalau buat pengarahan yah kalo ga minta ga usah diarahin, mereka udah ngerti kok semua gitu," ucapnya.Seperti diketahui, Dwi Yan telah terjun ke dunia akting sejak masih duduk di bangku kuliah. Di tahun 1986, ia pun diajak untuk bermain dalam film Keluarga Markum dan Perisai Kasih yang Terkoyak. Namanya semakin terkenal setelah membintangi sejumlah sinetron di antaranya Bella Vista dan Senja Makin Merah.Sekian lama malang melintang di dunia seni peran, Dwi Yan menyebut tidak ada perbedaan yang signifikan antara sinetron dulu dan sekarang. Menurutnya, perbedaan yang dirasakan hanyalah lamanya waktu syuting yang harus dijalani."Dulu satu episode running time 60 menit itu pengerjaan saya dua minggu zaman dulu. Tapi sekarang running time 90 menit satu hari. The best, hebat, anak-anak sekarang hebat, kru-kru sekarang hebat," ungkapnya.Bisa tetap eksis di dunia entertainment hingga di usia 61 tahun tentu merupakan sebuah prestasi tersendiri baginya. Untuk bisa sepertinya, Dwi Yan pun berpesan agar anak muda yang memilih untuk berkarir di dunia entertainment tidak pernah merasa dirinya hebat."Yang pasti ada perbandingan. Jangan merasa diri lo hebat, jadi harus ada perbandingan," sarannya. Alfia Sudarsono-Bambang Suprianto | Jakarta