Terkuak, Ternyata Ini Penyebab Angka Kasus Virus Corona Terus Meningkat

Terkuak, Ternyata Ini Penyebab Angka Kasus Virus Corona Terus Meningkat (Foto Reuters)
Terkuak, Ternyata Ini Penyebab Angka Kasus Virus Corona Terus Meningkat (Foto Reuters) (Foto : )
Jumlah pasien positif corona diramal bakal terus tinggi. Studi terbaru WHO menunjukkan, orang yang terinfeksi Covid-19 memiliki banyak virus corona di dalam tubuhnya. Itu yang memicu penularan virus corona jadi tak terkendali.
Seperti dikutip dari
Reuters , studi ini tak bisa diacuhkan begitu saja. Maklum, orang pada saat pertama kali mereka merasa tidak sehat punya potensi paling tinggi untuk menularkan virus.Dengan adanya pelonggaran lockdown di seluruh dunia, potensi penularannya bakal lebih hebat lagi.Amerika, Brasil, Rusia, Inggris, China, India, sudah merasakan hebatnya hantaman penularan virus corona. Negara lain juga diprediksi bakal menyusul.“Dari informasi yang sangat terbatas yang kami miliki, orang-orang mempunyai lebih banyak virus dalam tubuh mereka ketika mengalami gejala sangat awal,” kata Ahli epidemiologi sekaligus pimpinan teknis pandemi WHO Maria van Kerkhove, dikutip dari Reuters .Sebelumnya, studi dari peneliti Jerman dan Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa orang dengan gejala ringan dapat menularkan virus corona hingga 8-9 hari.“Bisa jauh lebih lama bagi orang yang sakit parah,” ujar Van Kerkhove.Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendukung klaim pejabat tinggi bahwa penyebaran virus corona tanpa gejala adalah “sangat langka” setelah memicu kontroversi dan kebingungan di seluruh dunia.Pernyataan Maria Van Kerkhove mengenai saran yang diberikan oleh para ahli kesehatan dan pembuat kebijakan di sebagian besar negara, yang telah menyerukan panggilan untuk jaga jarak sosial dan memakai masker pada gagasan bahwa orang tanpa gejala dapat tanpa sengaja menyebarkan infeksi .Van Kerkhove mengatakan pada hari Selasa bahwa ia telah disalahpahami dan pernyataannya hanya didasarkan pada dua hingga tiga studi ilmiah pendahuluan. Tetapi para ahli khawatir episode ini dapat melemahkan WHO pada saat genting dalam tanggapan global coronavirus."Ini adalah langkah yang salah di tengah-tengah apa yang sudah menjadi jalan yang sulit bagi sebagian besar pejabat kesehatan masyarakat," kata Nahid Bhadelia, seorang dokter penyakit menular dan direktur medis Unit Patogen Khusus di Fakultas Kedokteran Universitas Boston, seperti dikutip dari politica.com