Tahun Baru 2019, Tingkat Hunian Hotel di Anyer di Bawah 10 Persen

pantai anyer , destinasi tahun baru
pantai anyer , destinasi tahun baru (Foto : )
Newsplus.antvklik.com- Tahun baru 2019 mestinya menjadi masa panen yang menggembirakan bagi para pengelola bisnis pariwisata.  Namun tidak demikian pada pelaku bisnis hotel dan wisata di Anyer Banten.Pasca terjadinya musibah tsunami di Selat Sunda,  yang menghancurkan kawasan wisata Pantai Cinangka hingga Tanjung Lesung,  tingkat hunian hotel di wilayah Anyer turun drastis.Meski kawasan wisata Pantai Anyer,  sama sekali tak tersentuh bencana tsunami Selat Sunda,  namun dampaknya hingga kini dirasakan para pengusaha hotel di wilayah ini. Pada liburan tahun baru 2019 ini dari ribuan kamar yang tersedia hanya sekitar sepuluh persen saja yang terisi.Para pelaku usaha hotel dan restoran di sekitar kawasan wisata Pantai Anyer khawatir dengan kondisi pariwisata yang kini mengancam perekonomian masyarakat dan pelaku usaha yang bergerak dan bergantung di bidang pariwisata.Ketua Pengurus Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia  (PHRI) Provinsi Banten  Ashok Kumar menyebutkan,  meski kawasan wisata Anyer tak tersentuh gelombang tsunami,  namun akibat bencana yang melanda wilayah pesisir Barat dan Selatan Banten ini sangat berdampak pada kelangsungan pariwisata.Okupansi hotel yang semula penuh menjelang natal dan tahun baru 2019 kemarin, otomatis rontok karena banyak pengunjung yang urung bahkan membatalkan kunjungan nya ke Pantai Anyer.  Akibatnya dari 1.390 kamar yang disiapkan hanya kurang dari sepuluh persen saja yang terisi.”Kami sangat terdampak, walaupun itu tidak bisa kami hindari. sebenarnya Anyer tidak kena tsunami. okupansi juga rontok, turun drastis tinggal sepuluh persen saja,”kata Ashok Kumar, Ketua Harian PHRI Provinsi Banten.Para pengusaha  berharap kondisi ini tak berlangsung lama dan bisa segera pulih kembali  mengingat jika aktivitas pariwisata di kawasan Anyer ini dampaknya tak hanya dialami para pelaku usaha, tetapi juga menimbulkan gejolak sosial karena berpotensi pada banyaknya PHK massal. Laporan Siti Marufah dari Banten