Buruh Australia Khawatir dengan Pekerja Indonesia. Penyebabnya?

jokowi dan pm australia
jokowi dan pm australia (Foto : )
Perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dengan Australia rupanya membuat khawatir serikat buruh dari negeri kanguru itu. Mereka cemas dengan pekerja Indonesia. Penyebabnya?
Perjanjian perdagangan bebas Australia dengan Indonesia (IA-CEPA) telah mendapat dukungan dari Partai Buruh yang beroposisi di Australia, Kamis (17/10/2019). Namun kalangan serikat buruh menentang perjanjian itu karena khawatir dengan serbuan "pekerja murah" dari Indonesia.Partai Buruh yang merupakan oposisi pemerintah, telah mendukung ratifikasi perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia (IA-CEPA). Ratifikasi perjanjian itu telah diajukan Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham ke parlemen kemarin.Pada malam harinya, para menteri bayangan serta komite kaukus Partai Buruh langsung menggelar rapat untuk menanggapi hal itu. Kaukus partai oposisi ini kemudian mencapai kesepakatan untuk mendukung IA-CEPA pada Kamis pagi.Berbagai sumber menyebutkan, sejumlah politisi oposisi tetap menentang perjanjian ini. Namun rapat didominasi oleh argumen tentang dampak ekonomi yang buruk bagi Australia jika menolaknya.Politisi Partai Buruh Ed Husic dikutip media setempat Sky News menyatakan, perjanjian perdagangan dengan tetangga seperti Indonesia "jelas sangat penting"."Partai Buruh sudah beberapa dekade memperjuangkan perlunya untuk lebih dekat dan memperkuat hubungan bukan hanya dengan Indonesia tapi juga kawasan kita. Inilah langkah nyata mewujudkan hal itu sehingga harus kita dukung," kata Ed Husic.

Dianggap Untungkan Australia

Menteri Birmingham dalam pernyataannya menyebutkan, perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia, Hong Kong dan Peru akan membuka peluang baru dan mendatangkan banyak manfaat bagi para eksportir Australia."Misalnya para petani gandum Australia akan mampu mengekspor 500 ribu ton setiap tahun ke Indonesia tanpa dibebani bea masuk," katanya.Disebutkan Birmingham, pemerintah juga memastikan perjanjian ini mendatangkan manfaat sesegera mungkin karena itu dapat segera diloloskan di DPR minggu depan dan di Senat paling lambat akhir tahun.

Serbuan Pekerja Indonesia

Sementara, dewan serikat-serikat buruh Australia (ACTU) secara tegas menentang perjanjian ini, terutama di sektor ketenagakerjaan. Lewat perjanjian ini akan memungkinkan masuknya pekerja temporer dari Indonesia tanpa perlu melewati proses "uji pasar" atau  labour market testing