Polisi Bolivia Angkut 400 Jenasah Korban Covid-19 Dari Jalanan

jenasah bolivia
jenasah bolivia (Foto : )
Kepolisian Bolivia telah mengevakuasi lebih dari 400 mayat yang ditemukan di jalanan, rumah, hingga di dalam kendaraan di beberapa kota di negara tersebut.
DIlansir dari
 Al Jazeera , ratusan mayat yang dikumpulkan selama lima hari tersebut, 85 persen diantaranya diyakini terinfeksi virus corona.Sejak 15 Juli hingga 20 Juli, otoritas berwenang mengumpulkan sebanyak 191 mayat dari wilayah metropolitan Cochamba. Sementara dari kota Santa Cruz, polisi menemukan 68 mayat.Direktur Polisi Nasional Bolivia Ivan Rojas mengatakan sekitar 85 persen dari mayat yang dikumpulkan dari jalanan dan rumah, "itu positif virus corona, atau kasus dengan gejala Covid-19.""Sisanya meninggal karena penyebab lain, yang berarti kematian karena penyakit atau penyebab kekerasan," sambung Rojas.Lembaga Investigasi Forensik Bolivia dalam sebuah pernyataan menyebut antara 1 April hingga 19 Juli, lebih dari 3.000 mayat yang ditemukan di luar jangkauan rumah sakit terindentifikasi positif virus corona, atau diduga terinfeksi.Berdasarkan keterangan dari Epidemiologi Nasional Bolivia, wilayah barat Cochabamba dan La Paz mengalami peningkatan infeksi Covid-19 yang sangat cepat.Pemerintah pada Selasa (21/7) mencatatkan kasus infeksi virus corona di Bolivia mencapai 60.911 dengan 2.218 kematian.Sementara itu, warga Cochabamba banyak yang mengonsumsi zat pemutih klorin dioksida sebagai upaya untuk melawan virus corona.Aksi ini muncul usai senat menyetujui penggunaan zat ini sebagai obat Covid-19 pada pekan lalu, meski ada peringatan dari Kementerian Kesehatan Bolivia."Kami telah menyusun resolusi yang mengatkan zat ini tidak disetujui, tidak cocok untuk dikonsumsi manusia dan dapat memberikan efek samping serius," kata Rene Sahonero, penasihat Kementerian Kesehatan Bolivia.Otortitas kesehatan termasuk Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat, menyatakan zat pemutih itu berbahaya untuk kesehatan dan tidak boleh dibeli atau dikonsumsi untuk perawatan medis. Al Jazeera