Peredaran Hoax Marak, Ini Penjelasan Tsunami Palu

Jenasah Korban Gempa
Jenasah Korban Gempa (Foto : )
www.antvklik.com- Di tengah upaya memulihkan kembali Palu dan mengevakuasi para korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, beredar hoax tentang bakal terjadinya gempa dengan skala 8 SR.Hoax ancaman gempa dan tsunami itu mulai menyebar di Kota Palu dan daerah lain. Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo P Nugroho memastikan kabar itu hoax. "Masyarakat resah. Mohon jika menerima informasi seperti ini abaikan. Ini hoax. Tidak ada satu pun negara di dunia dan iptek yang mampu memprediksi gempa secara pasti,"katanya.Sementara Muh Ma'rufin Sudibyo, nitizen yang juga mengamati dan pembelajar astronomi dan kebumian mengatakan, gempa besar meletup di bagian tengah P.Sulawesi pada Jumat 28 Sep 2018 TU (Tarikh Umum), kala Matahari terbenam.Gempa ini memproduksi tsunami besar meski nampaknya bersifat lokal, yg melimbur garis pantai Kota Palu & Kabupaten Donggala. Selain itu peristiwa Gempa Donggala-Palu 2018 ini, begitu untuk selanjutnya kita namakan, juga memproduksi kerusakan bangunan yang signifikan.Menurut Muh Ma'rufin Sudibyo evakuasi masih terus dilakukan sehingga berapa jumlah korban jiwa yang berjatuhan dalam tragedi ini belum bisa diketahui. Akan tetapi estimasi-cepat, misalnya melalui fasilitas USGS PAGER, menunjukkan prognosa yang relatif buruk.Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat Gempa Donggala-Palu 2018 meletup pada pukul 17:02 WIB atau 18:02 waktu setempat (WITA). Awalnya gempa dangkal ini (hiposentrum 10 km) dirilis punya magnitudo 7,7.Beberapa waktu kemudian dilakukan pembaharuan (update) parameter menjadi magnitudo 7,5. Sementara itu United States Geological Survey (USGS), sejenis Badan Geologi-nya Amerika Serikat, juga melansir gempa ini bermagnitudo 7,5."Langkah pembaharuan parameter seperti dilakukan BMKG adalah wajar & dikerjakan pula oleh institusi2 geofisika manapun di dunia. Musababnya tidak semua data yang direkam seismometer (perekam gempa) langsung bisa diakses seketika,"katanya.Di Indonesia sendiri, BMKG juga memiliki klausul tambahan : Aturan Lima Menit. Dimana setiap kali terjadi peristiwa gempa bumi, maka dalam tempo 5 menit BMKG sudah harus menyampaikan parameter awal gempa tersebut.Dalam kejadian2 gempa besar (M>7), aturan 5 menit ini kerap mendatangkan kesulitan tersendiri. Sebab belum tentu dalam 5 menit pascagempa sinyal-sinyal seismik yang direkam seismometer disekeliling sumber gempa telah stabil.Sementara begitu sinyal telah stabil, analisis yg sama juga harus dilakukan kembali. Sehingga rilis awal parameter gempa besar kadangkala cukup berselisih dengan hasil pembaharuan2 berikutnya.Namun di sisi lain,aturan 5 menit ini penting karena mayoritas sumber gempa potensial produsen tsunami di Indonesia cukup dekat dengan garis pantai. Dalam beberapa simulasi, beberapa pesisir Indonesia bisa dilimbur tsunami 15 hingga 30 menit pascagempa.Sementara BMKG juga hrs menyampaikan peringatan dini tsunami.Ini memaksa parameter awal sebuah kejadian gempa bumi untuk segera dikeluarkan secepatnya. Mengingat parameter tersebut juga menjadi dasar untuk mengestimasi potensi tsunami.Pada magnitudo 7,5 maka Gempa Donggala-Palu 2018 melepaskan energi seismik sebesar 2.674 kiloton TNT atau setara 134 kali lipat ledakan bom nuklir yang dijatuhkan di atas Hiroshima pada akhir Perang Dunia 2.Namun energi 2.674 kiloton TNT itu baru sebatas energi seismik, energi yang dirambatkan sebagai gelombang seismik alias gelombang gempa anekarupa (berupa gelombang primer, sekunder dan permukaan) ke segala penjuru Bumi.Sementara total energi yang diproduksi Gempa Donggala-Palu 2018 ini dapat dilihat dari momen seismiknya, yang mencapai 2,2 kali 10 pangkat 20 Newton meter atau setara 53 juta kiloton TNT (3 juta butir bom nuklir Hiroshima )!Episentrum Gempa Donggala-Palu 2018 terletak di daratan tepatnya di kawasan Lompio, Kabupaten Donggala. Akan tetapi posisi episentrum hanyalah 3 kilometer dari pesisir Selat Makassar terdekat.Sehingga ada dugaan sebagian sumber Gempa Donggala-Palu 2018, yakni segmen batuan yang terpatahkan dan bergeser (melenting) sebagai sumber gempa,juga menjangkau dasar Selat Makassar di sepanjang lepas pantai barat pesisir Donggala.Parameter awal Gempa Donggala-Palu 2018 menjadi basis BMKG mengerjakan simulasi tsunami (modelling) berdasarkan sistem yang telah menjadi standar bagi lembaga-lembaga geofisika sejenis di dunia.Dari informasi episentrum dan magnitudo gempa (yang awalnya 7,7) diperoleh prakiraan geometri sumber gempa, dimana sebagian diantaranya diduga terletak di dasar Selat Makassar lepas pantai barat Donggala.Meski mekanisme sumber gempa ini adalah pematahan mendatar (strike slip) dengan pergeseran sekitar 5 m, namun pematahan ini mengandung komponen kenaikan (uplift) yg mengangkat dasar Selat Makassar di lokasi sumber gempa, meski kecil.Tsunami selalu diproduksi oleh naik/turunnya dasar laut sumber gempa.Makin besar naik/turunnya,kian dahsyat pula tsunaminya.Secara kasar geometri sumber Gempa Donggala-Palu 2018 adlh persegi sepanjang 100 kilometer berorientasi utara-selatan.Hasil simulasi InaTEWS BMKG memperlihatkan pesisir Teluk Palu bagian barat dan selatan, yang mencakup sebagian Kabupaten Donggala dan Kota Palu, berpotensi dilanda tsunami dengan prakiraan ketinggian 60 cm dpl.Sementara pesisir timur Teluk Palu berpotensi dilanda tsunami dg prakiraan ketinggian 40 cm dpl. Pesisir Kab.Mamuju jg berpotensi dilimbur tsunami yang tingginya diprakirakan 30 cm dpl (sebelah utara) dan 20 cm dpl/kurang (sebelah selatan).Peringatan Dini Tsunami diudarakan pkl 18:06 WITA,hanya 4 menit pascagempa. Menyebal dari kebiasaan sebelumnya, dalam kejadian Gempa Donggala-Palu 2018 ini BMKG langsung mengeluarkan peringatan dini tsunami tanpa didahului informasi gempanya.Keputusan ini nampaknya didasarkan oleh tingginya resiko tsunami di Teluk Palu (yg adalah tertinggi se-Indonesia) akibat geometri teluk yang berpotensi memperkuat (mengamplifikasi) gelombang tsunami sehingga tingginya akan meningkat.Dalam peringatan dini ini, pesisir barat Teluk Palu berstatus Siaga (Zona Jingga) sementara pesisir Kab.Majene di selatan hingga Kab.Donggala di utara berstatus Waspada (Zona Kuning).Pemkab/Pemkot setempat seharusnya segera bertindak.Pada pukul 18:13 WITA, terdeteksi usikan paras air laut khas tsunami di stasiun pasangsurut pelabuhan Majene, sejauh sekitar 200 kilometer dari episentrum gempa. Usikan berpola tsunami ini kecil, hanya setinggi 6 cm dpl.Tinggi tsunami 6 cm dpl di stasiun pasangsurut Majene ini berdekatan dengan hasil simulasi tsunami BMKG untuk daerah itu (yang menyimpulkan kurang dari 20 cm).Sebaliknya pada stasiun pasangsurut Lahat Datu, negara bagian Sabah (Malaysia) tidak terekam apapun. 2 data pengukuran itu menyajikan kesan memang ada tsunami tapi kecil.Dan pd pukul 18:36 WITA Peringatan Dini Tsunami pun diakhiri.Realitanya tsunami besar melimbur pesisir kota Palu mulai pukul 18:27 WITA. Genangan tsunami di sejumlah titik berdekatan dg pesisir kota tercatat 1,5 hingga 2 meter. Sehingga tinggi tsunami saat tiba di pesisir berkisar 3 hingga 5 meter dpl.Tsunami diprakirakan menerjang daratan dan menggenang hingga sejauh sekitar 700 meter dari garis pantai. Kecuali di alur Sungai Palu yg diprakirakan menjangkau hingga sekitar 1.000 meter dari muara.