Nadiem Putuskan Ujian Nasional Dihapus 2021

nadiem makarim 2
nadiem makarim 2 (Foto : )
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengembalikan pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional atau USBN ke sekolah. Format ujian nasional juga dihapus pada 2021.
Mengemukanya wacana penghapusan USBN karena dinilai tidak optimal membuat Mendikbud Nadiem Makarim angkat bicara. Menurutnya, pelaksanaan USBN dikembalikan kepada sekolah."USBN akan dikembalikan pada esensi Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yakni dikembalikan ke sekolah. Termasuk untuk menentukan kelulusannya sendiri," kata Nadiem dalam pertemuan dengan kepala dinas di Jakarta, Rabu (11/10/2019).Soal-soal pilihan ganda dalam USBN dinilai tidak optimal dalam mengukur kompetensi dasar siswa. Oleh karena itu mulai tahun ini USBN diselenggarakan pihak sekolah.Ujian dapat dilakukan dalam bentuk tes tertulis atau bentuk penilaian lainnya yang lebih komperfensif, seperti portofolio dan penugasan.Melalui hal itu, guru dan sekolah lebih merdeka dalam menilai hasil belajar siswa.  Mengenai anggaran USBN dapat dialihkan untuk pengembangan kapasitas guru dan sekolah guna peningkatan kualitas pembelajaran.Meski demikian, Nadiem tidak memaksa sekolah untuk menerapkan pla USBN tersebut pada tahun ini."Kalau mau menggunakan format USBN yang lama dipersilahkan. Tapi yang melakukan perubahan atau melakukan penilaian yang dilakukan secara holistik maka diperbolehkan," katanya.Nadiem juga memberikan kesempatan kepada para guru untuk melakukan perubahan pola USBN dan diharapkan kesempatan itu tidak disia-siakan.Ditegaskan Nadiem soal empat pokok kebijakan pendidikan "Merdeka Belajar", yaitu meliputi perubahan USBN, Ujian Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Peraturan Penerimaan Peserta Ddiik Baru (PPDB) Zonasi.Nadiem juga memastikan format UN akan dihapus pada 2021. dan akan digantikan dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter.
"Penyelenggaraan UN tahun 2021, akan diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter, yang terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan bahasa, kemampuan bernalar menggunakan matematika dan penguatan pendidikan karakter," kata Nadiem .Menurutnya, UN dianggap kurang ideal untuk mengukur prestasi belajar. Materi UN juga terlalu padat sehingga siswa cenderung fokus pada hafalan bukan kompetensi. Antara