Copras-Capres: Memilih A Karena Membenci B, Ini Dampak Buruknya Kata Dosen UI

DR Bagus Takwim
DR Bagus Takwim (Foto : )
Jelang Pemilihan Presiden,  banyak beredar di media sosial maupun di WAG citra buruk  yang disebar masing-masing kubu. Harapannya, tentu saja agar orang membenci si Calon yang punya citra buruk sehingga orang tidak memilihnya dan memilih yang lain.  Citra buruk yang disebar itu bisa berupa fakta maupun hoax. Nah, bagaimana dampaknya bagi pemilih dan yang dipilih jika memilih calon A hanya karena membenci calon B?Dosen Psikologi UI DR Bagus Takwin menjelaskan, pemimpin yang dihasilkan lantaran para pemilih membenci calon lainnya adalah tidak  menjamin kualitas pemimpin terpilih tersebut baik. Selain itu, kemungkinan besar para pemilih tidak punya keterlibatan optimal dalam program pemimpin terpilih."Karena sebenarnya mereka tidak memilihnya sungguh-sungguh. Efek jangka panjangnya bisa tidak baik karena tidak terjadi pembelajaran bagaimana memilih calon yang baik. Yang terjadi orang lebih fokus pada cara menghindari calon yang tidak disukai (dibenci-red)" Ungkapnya  saat dihubungi Antvnewsplus.com , Sabtu (25-8-2018).Lantas apakah  para pemilih yang tidak sungguh-sungguh tersebut nantinya tidak akan peduli dengan kinerja  dan kebijakan pilihannya?Meski tidak semua pemilih, Menurut DR Bagus Takwim, kecendrungan akan seperti itu. Mereka yang memilih tidak sunggu-sunguh  tidak akan memberi masukan atau kritik meski kinerja  atau kebijakan pemimpin  yang dipilih tidak sesuai dengan harapannya."Dalam kondisi emosi lebih berperan daripada penalaran . " Kepedulian pemilih akan tergantung situmulus emosional yang akan ditampilkan pemimpin terpilih" ujarnyaHingga kini pengaruh emosi masih jadi dasar petimbangan  tinimbang memakai nalar sebelum memutuskan untuk memilih Calon A atau calon B.  Apakah hal ini termasuk  di kalangan berpendidikan?"Masih ada. Itu kecendrungan manusia. Kebanyakan dari kita begitu. Emosi berguna untuk menjaga diri dari bahaya. Tapi kalau semua dianggap ancaman maka akan terjadi kecendrungan bermusuhan dan sulit untuk menemukan kebaruan" tambahnya.Gawat juga, ya. Nah,  kalau memilih pasangan hidup  memilih si A karena membenci si B, apa dampaknya?"Wah ini lain lagi ceritanya, Struktur  dan mekanismnya beda memilih pemimpin. Tapi intinya,memilih pasagan dengan cara itu tidak sehat scara psikologi"tandasnya.Nah netizen, silakan pilih pakai nalar atau emosional saat memilih copras-capres , colag caleg 2019 ...