KNKT Duga Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Pecah Saat Hantam Laut, Ini Analisanya

puing8
puing8 (Foto : )
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menduga pesawat Sriwijaya Air SJ 182 diduga pecah saat hantam permukaan laut. Begini analisanya.
Ketua Sub Komite IK Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo, menduga pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, tidak pecah di udara.Ia menduga, kemungkinan pesawat Boeing 737-500 itu pecah saat menghantam permukaan laut. Nurcahyo kemudian  memaparkan analisanya tentang dugaan itu."Kami belum tahu pasti, tapi apabila diperhatikan, serpihan-serpihannya tersebar di sebuah area yang tidak terlalu luas," kata Nurcahyo Utomo kepada Reuters pada Senin (11/1/2021)."Pesawat itu kemungkinan pecah saat berbenturan dengan air, karena kalau meledak di udara, serpihannya akan tersebar lebih luas," tambahnya.Kuatnya benturan pesawat dengan laut terlihat dari velg roda pesawat yang ditemukan dalam keadaan tidak utuh lagi. Padahal velg roda adalah salah satu komponen terkuat di pesawat.[caption id="attachment_424047" align="alignnone" width="900"]
Puing diduga velg roda pesawat Sriwijaya Air (Foto: tangkap layar tvOne)[/caption]Sebelumnya, penjabat Menteri Pertahanan AS Christopher Miller pada Minggu (10/1/2021) kemarin telah menelepon Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk menyampaikan belasungkawa atas kecelakaan tersebut.Dalam pernyataan yang dirilis Departemen Luar Negeri AS, Miller menawarkan bantuan yang mungkin diperlukan. Miller juga menyatakan keyakinannya pada pemerintah Indonesia dalam mengatasi situasi itu.Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 tujuan Pontianak hilang kontak saat baru empat menit lepas dari Bandara Soekarno Hatta, Sabtu (9/1/2021) lalu.Saat itu pesawat jet bermesin dua itu membawa 62 orang, termasuk ekstra kru maskapai NAM Air.Berdasarkan pantauan laman FlightRadar24, awalnya pesawat terlihat mengudara secara normal. Namun tiba-tiba pesawat berubah arah terbang.Kecepatan dan ketinggian pesawat juga menurun drasitis. Namun sebelum hilang dari pantauan radar di ketinggian 250 kaki,  kecepatan pesawat meningkat hingga mencapai 660 kilometer per jam. VOA Indonesia

Berita terkait: