Kemanjuran Vaksin Corona Moderna Diragukan, Bursa AS Anjlok

moderna foto twitter moderna
moderna foto twitter moderna (Foto : )
Sebuah perusahaan Amerika Serikat (AS), Moderna, mengklaim telah menemukan vaksin corona. Namun belakangan, klaim itu diragukan para ilmuwan, hingga akhirnya bursa AS anjlok.
Awalnya perusahaan bioteknologi AS Moderna, merilis hasil uji vaksin corona atau Covid-19 terhadap beberapa orang. Disebutkan, hasil uji fase pertama menunjukkan vaksin ini menjanjikan dapat melawan penyebaran virus corona.Meski demikian, pihak perusahaan akan melakukan uji klinis dalam skala besar guna mengetahui kemanjuran vaksin buatan mereka.Kabar baik ini langsung disambut gembira warga dunia. Harga saham Moderna langsung melejit hingga mencapai angka valuasi 29 miliar dollar.Ini merupakan hal yang fenomenal bagi perusahaan yang belum menjual satu pun produk vaksinnya. Indeks bursa AS dan dunia pun ikut terkerek naik dan bergerak di zona hijau.Namun, rilis perusahaan itu mulai diragukan para ilmuwan lain. Seperti dilansir Statnews, beberapa ahli vaksin menyimpulkan,  informasi yang disediakan oleh perusahaan yang berbasis di Cambridge, Massachussetts itu tidak menunjukkan seberapa efektifnya vaksin itu.Menurut mereka, rilis Moderna hanya menyajikan sedikit informasi dan sebagian besar yang diungkap adalah kata-kata, bukan data.Padahal bagi para ilmuwan, data-data dalam tabel menjadi sangat penting dibanding pernyataan pihak perusahaan.Sementara Institut Nasional Penyakit Alergi dan Menular (NIAID) yang bermitra dengan perusahaan itu dalam pembuatan dan uji coba virus corona memilih tidak berkomentar.NIAID juga tidak mengeluarkan rilis apapun terkait hasil uji fase pertama vaksin itu terhadap sejumlah orang.Kondisi ini membuat para investor kehilangan kepercayaan hingga akhirnya membuat bursa saham AS anjlok. Harga saham Moderna langsung turun 10 persen.Sentimen negatif ini juga berpengaruh pada saham-saham lainnya. Akibatnya, Indeks Dow Jones, Nasdaq dan The S&P 500 terkoreksi hingga penutupan semalam. Diperkirakan, bursa-bursa dunia lainnya juga mengalami pelemahan.
Reuters, Statnews.com