Heboh Bos Taksi Malaysia Tolak Gojek, Ini Kata Pemerintahnya

bos taksi malaysia
bos taksi malaysia (Foto : )
Pernyataan bos taksi Malaysia yang menolak Gojek langsung bikin heboh,  lantaran kalimatnya yang menuding Indonesia sebagai negara miskin. Lalu apa kata Kementerian Transportasi Malaysia?
newsplus.antvklik.com
- Pernyataan pemilik taksi Big Blue Malaysia, Datuk Shamsubahrin Ismail yang menolak terhadap Gojek telah bikin heboh kedua negara karena menuding Indonesia sebagai negara miskinPernyataan Shamsubahrin langsung menuai kecaman dari berbagai kalangan. Bahkan, para pengemudi ojek online sempat berdemonstrasi di Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta, Selasa (3/9/2019) kemarin.Shamsubahrin juga mengaku media sosial hingga WhatApp-nya dibanjiri pesan bernada kecaman. Belakangan, Shamsubahrin meminta maaf atas ucapannya dan menyebut Indonesia ada dihatinya.Menurutnya, pemerintah Malaysia seharusnya lebih mengenalkan merek layanan ojek lokal seperti Dego Ride daripada mengizinkan Gojek masuk.Menanggapi komentar Shamsubahrin, Menteri Transportasi Malaysia Anthony Locke angkat bicara. Seperti dilansir Antara, Anthony menegaskan, izin operasional angkutan penumpang sepeda motor di Malaysia tidak hanya diberikan kepada Gojek."Persetujuan baru-baru ini oleh kabinet untuk taksi sepeda motor yang diizinkan di negara ini tidak dimaksudkan hanya untuk Gojek Indonesia, tapi untuk layanan taksi sepeda motor yang serupa juga," katanya.Saat meresmikan pameran "Perjalanan Saya Dengan Bus"  di Kuala Lumpur, Rabu (4/9/2019), Anthony menegaskan, begitu proposal untuk layanan e-hailing sepeda motor disahkan di parlemen, perusahaan mana pun yang ingin mengoperasikan layanan tersebut telah diizinkan.Menurut Anthony, pihaknya sedang merumuskan undang-undang yang diperlukan tentang bagaimana layanan e-hailing sepeda motor diterapkan. Mulai dari aspek perizinan, persyaratan pengendara dan lain-lain."Setelah itu selesai, perusahaan mana pun dapat mendaftar untuk beroperasi di sini, baik itu Gojek atau lainnya. Kami juga mendorong perusahaan lokal untuk terlibat," katanya lagi.Sebelumnya pemerintah Malaysia melarang Dego Ride, sebuah perusahaan lokal untuk jasa ojek online untuk beroperasi pada 2017. Saat itu Dego Ride ditolak dengan alasan faktor keamanan.