Dua Pakar Ini, Ungkap Kejanggalan Tewasnya Yodi Prabowo karena Bunuh Diri, Ini Katanya

yodi prabowo grafis
yodi prabowo grafis (Foto : )
Dua pakar ini mengungkap kejanggalan tewasnya editor Metro TV, Yodi Prabowo karena bunuh diri. Keduanya masih yakin Yodi tewas karena dibunuh.
Walaupun pihak kepolisian sudah mengumumkan hasil penyelidikan mereka terkait tewasnya editor Metro TV Yodi Parabowo karena bunuh diri, beberapa pakar kriminolog dan hukum meragukan dugaan itu.Mereka mengungkap beberapa kejanggalan-kejanggalan terkait dugaan bunuh diri yang dilakukan YodiSeperti dilansir laman
Hops.id , Senin (27/7/2020) Guru Besar Kriminolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala menyebut kejanggalan karena alur cerita atau path, dan jalan khusus mengenai latar belakang Yodi Prabowo membingungkan.“Seseorang yang ingin bunuh diri harus punya path atau jalan khusus. Artinya, tidak biasa kalau tempatnya acak-acakan, modusnya juga acak-acakan, tidak memperlihatkan satu predisposisi atau tanda-tanda, juga harus ada latar belakangnya,” kata Adrianus.Adrianus menilai, path dalam kasus Yodi tidak jelas dan lemah. Sebut saja lokasi ditemukan jenazah misalnya. Lokasi yang diduga Polisi jadi tempat bunuh diri itu belum masuk ke kategori tempat bagi sang editor untuk menyendiri.“Lokasi itu lebih kepada tempat untuk orang yang diajak ngobrol dengan orang lain, lalu kemudian dijebak, diserang secara paksa tiba-tiba, sehingga menjadi korban pembunuhan,” kata mantan anggota Dewan Penasihat Indonesian Police Watch tersebut.Terkait tidak adanya bukti perkelahian, tidak ada saksi yang mendengar keributan, termasuk tak ada sidik jari maupun DNA orang lain di barang-barang milik Yodi, seperti yang jadi alasan polisi memberi kesimpulan. Adrianus memiliki argumentasi sendiri.Kata dia, semua berpegang pada pernyataan polisi yang menyatakan waktu kejadian antara pukul 00.00-02.00 WIB. Jangka waktu itu cukup longgar bagi pelaku untuk membersihkan jejak di TKP. Terlebih, kondisi TKP sepi.“Lain halnya kalau terburu-buru atau dikhawatirkan ada orang melihat, tentu ada yang tertinggal, tercecer,” terang Adrianus.Hal senada juga disampaikan oleh praktisi hukum Ricky Vinando. Ricky menepis kesimpulan bunuh diri yang diklaim kepolisian terhadap editor Metro TV.Menurut Ricky, Yodi diduga dibunuh di tempat lain, namun baru dibuang ke TKP penemuan jenazah.“Yodi diduga dibunuh di tempat lain. Logikanya sederhana, kalau bunuh diri, akan banyak darah di sekitar TKP dan aliran darah membekas di TKP, apalagi tenggorokan sampai luka robek. Lah ini darah hanya ada di bawah badan korban (posisi tengkurap),” kata Ricky.