Di Turkmenistan, Menyebut Kata Virus Corona Saja Bisa Berakhir di Penjara

Di Turkmenistan, Menyebut Kata Virus Corona Saja Bisa Berakhir di Penjara
Di Turkmenistan, Menyebut Kata Virus Corona Saja Bisa Berakhir di Penjara (Foto : )
Pemerintah Turkmenistan dikabarkan melarang penyebutan nama virus corona, dan yang melanggar aturan tersebut dapat berakhir di penjara.
Pemerintah Turkmenistan dituding membuat hidup warganya dalam risiko setelah melarang adanya kata virus corona. Bahkan jurnalis di negara tertutup itu menyebut penduduknya dilarang untuk menggunakan masker ketika berada di luar rumah.Dilansir dari Daily Mirror, Rabu (1/4/2020), saat ini Turkmenistan belum melaporkan adanya infeksi kasus corona di wilayah mereka. Meskipun demikian, laporan dari dalam negara itu menyatakan setiap orang yang sengaja mendiskusikan tentang corona akan berakhir di penjara.Harian Turkmenistan Chronicle, yang tidak bisa diakses di dalam negerinya, mengulas brosur yang dirilis kementerian kesehatan setempat. Dalam brosur tersebut, kementerian sama sekali tidak membahas wabah yang telah menewaskan lebih dari 40 ribu orang di seluruh dunia.Radio Azatlyk yang dikenal independen juga mengklaim mereka mendapati laporan bahwa masyarakat dilarang memakai masker saat berada di luar rumah. Jeanne Cavelier, Kepala Jurnalis Lintas Batas Wilayah Eropa Timur dan Asia Tengah menyatakan, Ashgabat menerapkan metode ekstrem untuk memberangus diskusi tentang virus corona.Sementara Alexander A Cooley, Direktur Harriman Insitute di Universitas Columbia kepada NPR berkata, melarang istilah virus corona seolah menjadikan kata tersebut cabul. Dia menuturkan, ketika negara mengontrol semua media dan jaringan informasi, maka masyarakat menganggapnya masuk akal.Sementara RSF menyatakan, pemerintah Turkmenistan terus melanjutkan persekusi informasi dengan membelenggu setiap media. “Pengguna interner hanya boleh mendapatkan informasi sensitive tersebut di kafe, yang biasanya membutuhkan tanda pengenal,” ujar RSF.