Bu Susi Menyarankan Pemerintah Berikan Bantuan Sosial Berbentuk Uang

Bu Susi Menyarankan Pemerintah Berikan Bantuan Sosial Berbentuk Uang (Foto Tangkap Layar Youtube)
Bu Susi Menyarankan Pemerintah Berikan Bantuan Sosial Berbentuk Uang (Foto Tangkap Layar Youtube) (Foto : )
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti atau yang akrab disebut Bu Susi menyarankan, bantuan sosial ( bansos) terkait pandemi virus corona ( Covid-19) lebih baik hanya diberikan dalam bentuk uang.
Sebab, Bu Susi menilai pemberian bansos dalam bentuk makanan atau sembako berpotensi menimbulkan praktik korupsi.Demikian dikatakan Susi saat berbincang dengan Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno di akun Youtube SandiunoTV, Kamis (9/7/2020)."Yang pertama dua minggu mungkin makanan pokok, tapi sudah dua minggu, sudah uang saja. Cash," kata Susi.Susi juga memprediksi peluang untuk mengkorupsi bansos bisa dari berbagai faktor, dari mulai harga beras hingga mark-up bahan makanan lainnya yang akan disumbangkan."Entah harga berasnya (yang dikorupsi), entah harga sarden ikan, atau apa," lanjut dia.Oleh karena itu, Susi lebih suka apabila bansos diberikan dalam bentuk uang, sehingga bisa lebih berguna bagi masyarakat. Baik untuk menyambung hidup ataupun sekedar membuka usaha dengan uang yang diberi pemerintah itu."Mangkanya saya kadang-kadang mikir kalau lihat bansos itu kenapa harus makanan," ujar Susi.Sebelumnya, Menteri Sosial Juliari Batubara mengakui bantuan sosial pada masyarakat terdampak pandemi Covid-19 belum tersalurkan 100 persenJuliari mengatakan, penyaluran bansos reguler di Kementerian Sosial saat ini terdiri dari dua program, yaitu Program Keluarga Harapan (PKH) dan program Kartu Sembako."Untuk PKH, Realisasi per bulan Juni ini sudah 95,4 persen yaitu 9,54 juta keluarga penerima manfaat sudah menerima dana. Totalnya sekitar Rp 2,42 triliun,” kata Juliari dalam konferensi pers virtual dari Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (17/6/2020).Adapun, untuk program bansos reguler kedua adalah Kartu Sembako atau bantuan pangan non-tunai.Juliari menyebut progress penyalurannya hingga Juni 2020 telah mencapai 18,3 juta keluarga. Realisasi itu masih dibawah target yang ditetapkan yaitu menjangkau 20 juta keluarga penerima manfaat.
Berikut Percakapan Lengkapnya: https://www.youtube.com/watch?v=P6C6H7zSXtc