BMKG: Awas Angin Puting Beliung, Ini Tanda-Tandanya

dwikorita karnawati
dwikorita karnawati (Foto : )
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat akan ancaman angin puting beliung di musim pancaroba. Seperti ini tanda-tandanya.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menggelar konferensi pers terkait cuaca di Indonesia saat ini dan beberapa bulan ke depan di Jakarta Kamis (31/10/2019). Menurutnya, berdasarkan data-data satelit, musim penghujan ke depan akan lebih basah dibanding biasanya.Ini artinya, curah hujan pada musim penghujan mendatang akan lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, musim penghujan akan masuk pada November 2019 dan mencapai puncaknya pada  Januari-Februari 2020. Karena itu masyarakat harus mewaspadai datangnya bencana banjir dan tanah longsor.Namun menurut Dwikorita, khusus di wilayah Timur Sumatera masih terjadi potensi musim kemarau meski sudah memasuki musim penghujan.

Puting Beliung di Musim Pancaroba

Sebelum memasuki musim penghujan, Kepala BMKG mengingatkan masyarakat agar mewaspadai cuaca ekstrim pada musim pancaroba saat ini.  Menurutnya akan terjadi potensi hujan ekstrim dan angin kencang, termasuk puting beliung di beberapa wilayah lokal.Menurut Dwikorita, disebut lokal karena kan terjadi di cakupan zona hanya seluas 5-10 kilometer saja. Namun datangnya angin puting beliung tidak mudah diprediksi. Meski demikian, tanda-tanda datangnya angin puting beliung sudah dapat dilihat sehari sebelumnya.Dikatakan, angin puting beliung adalah fenomena angin kencang yang berputar berbentuk seperti belalai. Angin puting beliung keluar dari awan cumulonimbus dan terjadi di daratan.Tanda-tanda akan datangnya angin puting beliung dapat dilihat sehari sebelumnya. Antara lain, sehari sebelumnya, malam hingga pagi hari cuaca panas dan membuat badan gerah. Sedangkan udara saat pagi hari hingga beranjak siang sangat terik."Pada pukul 10 pagi muncul awan berlapis-lapis. Diantara awan tersebut ada satu jenis awan tersebut yang berwarna gelap dan menjulang tinggi seperti bunga kol. Jadi awan bunga kol yang berwarna abu-abu atau gelap ini akan menjadi awan cumulonimbus," kata Dwikorita.Menurut mantan Rektor UGM ini, beberapa saat jelang datangnya angin puting beliung, pepohonan mulai bergoyang cepat karena hembusan angin. Kemudian terjadi guyuran hujan lebat yang datang secara tiba-tiba, Namun apabila yang terjadi hujan gerimis, maka lokasi angin kencangnya jauh dari lokasi.Jika 1-3 hari berturut-turut tidak terjadi hujan, maka kemungkinan hujan pertama akan disertai angin kencang, namun tidak harus disertai angin puting beliung.Ditambahkan Dwikorita, biasanya angin puting beliung terjadi pada siang hingga sore hari. Kecil kemungkinan angin puting beliung akan terjadi lagi di tempat yang sama.