Bayi Orangutan Ini Mati, Diduga Karena Terinfeksi Virus Corona

orangutanphoto-of-orangutan-hanging-Linda Wong- Pexels
orangutanphoto-of-orangutan-hanging-Linda Wong- Pexels (Foto : )
Bayi orangutan berumur 9 bulan ini mati, kematiannya diduga karena terinfeksi virus corona Covid-19.
Pihak kebun binatang Leipzig, di Jerman ini mengumumkan kematian bayi orangutan berumur 9 bulan itu pada minggu lalu.Bayi orangutan bernama Rima itu dilaporkan mengalami sakit parah dan pihak kebun binatang tidak menjelaskan penyebab kematian.Seperti dilansir dari
Dailymail , Rabu (20/5/2020), pihak PETA (People for the Ethical Treatment of Animals) di Jerman menuntut penyelidikan apakah kematian Rima karena Covid-19.Sebelumnya, ada penelitian yang menyebut bahwa virus Corona dapat menyebar ke hewan, tetapi pihak kebun binatang bersikeras bahwa tidak ada penjaga atau hewan yang terinfeksi dan mengatakan tidak akan menyia-nyiakan kapasitas pengujian pada orangutan yang mati.Rima lahir pada Agustus 2019 dan tinggal di kandang kera Pongoland, tetapi penjaga kebun binatang mengatakan kesehatannya memburuk dan meninggal pada April tahun ini."Dia sangat sakit sehingga dia mati semalam," ucap Daniel Geißler, penjaga kebun binatangGeißler menambahkan seorang dokter hewan telah mengunjungi bayi orangutan itu setiap hari dengan harapan dapat menyelamatkan hidup Rima setelah dia sakit parah.Induk orangutan itu yang diberi nama Pini telah memegang tubuh bayinya selama beberapa hari sebelum para penjaga kebun binatang akhirnya mengambilnya.Tidak ada penyebab kematian yang diberikan, tetapi spesialis PETA Yvonne Würz mengatakan ada risiko signifikan kera terinfeksi virus Corona."Bahaya kera yang terinfeksi Covid-19 sangat mungkin terjadi. Sebagai kerabat terdekat manusia, mereka rentan terhadap patogen yang menyebabkan penyakit pernapasan pada manusia," tutur Würz.Würz menambahkan bahwa penyakit yang tidak mematikan pada manusia sebelumnya terbukti fatal pada hewan. Namun, ia tidak memberikan alasan spesifik tentang kecurigaan PETA bahwa Rima mungkin telah terinfeksi virus di kebun binatang.PETA juga menggunakan kasus ini untuk menyoroti penentangannya, terhadap kera yang dipelihara di kebun binatang dan menyebut hal itu dapat membuat kera lebih rentan terhadap penyakit.Seorang juru bicara Kebun Binatang Leipzig menyangkal klaim yang menyebut Rima mati karena virus Corona dan mengatakan bahwa tidak ada petugas atau hewan yang terinfeksi."Sulit bagi kami untuk menanggapi pernyataan tidak memenuhi syarat seperti ini dari PETA. Bayi orangutan yang mati tidak dites untuk virus Corona. Dia mati pada awal April dan sudah pingsan dan dalam kondisi kesehatan yang buruk sebelum itu," kata juru bicara kebun binatang."Baik petugas maupun hewan tidak memiliki gejala virus Corona di kebun binatang kami. Karena itu, kami tidak akan menggunakan kapasitas skrining manusia dengan tes yang tidak perlu," tambahnya.Juru bicara itu menambahkan bahwa saat ini sudah terlambat untuk melakukan tes pada bayi orangutan itu karena tubuh Rima sudah dibuang.Kebun Binatang Leipzing telah ditutup selama enam minggu karena pandemi, tetapi sebagian dibuka kembali pada 4 Mei dengan langkah-langkah kebersihan baru. Pengunjung harus membeli tiket untuk slot waktu tertentu pada hari tertentu untuk mengontrol jumlah pengunjung di kebun binatang.Sejauh mana hewan rentan terhadap virus Corona masih belum sepenuhnya jelas, tetapi tidak ada tanda-tanda penyebaran luas di dunia hewan. Belum ada bukti bahwa hewan dapat menyebarkan virus Corona ke manusia.Para ilmuwan saat ini masih berusaha menentukan bagaimana virus itu ditransmisikan ke manusia.