Bermain-Main dengan Bayangan dan Foto

Bermain-Main dengan Bayangan dan Foto
Bermain-Main dengan Bayangan dan Foto (Foto : )
Cover Majalah Berita Mingguan TEMPO edisi 16 September 2019 membetot perhatian orang banyak. Mengapa harus tersinggung sehingga energi terkuras?
Baiknya jangan. Tak perlu tersinggung. Cover ini secara langsung atau tidak, bisa jadi sarana permainan emosi publik.Cobalah bidik baik-baik sosok bayangan wajah dan kepala yang berdampingan dengan foto Jokowi sungguhan itu. Ada bayangan wajah dan kepala yang memiliki hidung panjang. Nah, sosok bayangan pemilik hidung panjang inilah yang jadi wilayah abu-abu. Dia jadi semacam perangkap masuknya ragam opini.Bila kita menafsirkan sosok bayangan itu sebagai Pinokio rasanya tidak tepat. Karena bentuk sosok bayangan itu, tidak serupa dengan boneka ciptaan Paman Gepetto yang tersohor dalam dongeng. Maka, tafsiran argumentasi pertama, gugur. Artinya, sosok bayangan wajah dan kepala itu hanya cenderung "mirip" Pinokio tapi ketepatan bentuknya sangat jauh dari kesamaan.Lalu, bila kita tafsirkan sosok bayangan itu adalah Jokowi, Presiden RI sekarang ini, maka itu pun sangat lemah argumennya. Gampang gugur. Mengapa? Sebab sosok wajah dan kepala Jokowi yang sungguhan serta tepat bentuk rupanya, sudah hadir terang - terangan bersisihan dengan bayangan itu. Fotonya pun normal tak ada yang berlebihan dalam rupa yang mengarah pada indikasi pelecehan.Jadi, antara sosok bayangan dengan foto  Jokowi ada batas yang jelas dan tegas. Lalu siapa sebenarnya sosok bayangan itu? Jawabnya, lagi-lagi cuma terkesan "mirip" Jokowi atau bisa juga sosok lain yang berasal dari antah berantah lantaran tak ada ketepatan bentuk.Maka sampai sini, boleh juga kita menyimpulkan kalau cover Majalah Tempo itu bersih dari dugaan penghinaan.Sebelum ini berakhir, bisa saja kita sebenarnya hanya terjebak pada kesan atau citra dari keutuhan cover itu, yakni foto Jokowi yang sempurna yang bersisihan dengan sosok bayangan wajah dan kepala berhidung panjang.Kesan dan citra adalah abstraksi. Abstraksi tak berbentuk. Ia seperti bayangan. Tiap bayangan tak memiliki ketepatan bentuk.Sebuah foto normal punya ketepatan bentuk. Jelas. Terang. Tegas. Ia tak malu-malu.Maka, baiknya berdiri dimana keyakinan kita?  Keyakinan pada bayangan yang selalu tak berbentuk atau pada benda (foto) yang punya ketepatan bentuk mendekati sempurna?Saya sih, berdiri pada benda yang punya ketepatan bentuk, contohnya seperti foto Jokowi itu. Sebab setiap bayangan yang tak memiliki bentuk cenderung tak pernah terang-terangan, kalau tak mau dibilang pemalu, apalagi pengecut."Pengecut, mati berkali-kali," kata Julius Caesar.Pusing yak?  Namanya juga main-main.*
Yosi MahalawanPenulis adalah wartawan ANTV. Tulisan merupakan opini penulis dan tidak mewakili pendapat dan sikap redaksi ANTV.