Saat virus corona mewabah, beredar kabar di media sosial tentang pemeriksaan air liur penumpang di Bandara Changi, Singapura. Disebutkan pula, warga negara asing yang jadi pasien corona juga harus bayar sendiri biaya medis di negeri singa itu. Ini faktanya.
Dalam pesan berantai yang beredar di media sosial disebutkan adanya pemeriksaan air liur bagi penumpang yang mendarat di Bandara Changi Singapura.Bagi yang positif mengidap virus corona atau Covid-19 akan langsung dikarantina petugas setempat.Menanggapi kabar itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura memastikan itu adalah kabar bohong atau hoaks.Menurut KBRI, sampai saat ini tidak ada kebijakan pemeriksaan saliva bagi seluruh penumpang yang mendarat di Changi.Kebijakan Pemerintah Singapura adalah melakukan pengetesan bagi yang terdeteksi memiliki suhu tubuh yang tinggi (demam) saat mendarat di Bandara Changi.Sementara bagi pasien corona warga asing yang harus membayar sendiri biaya pengobatan sendiri, KBRI Singapura telah mengeluarkan pengumuman mengenai hal tersebut kemarin.Disebutkan, mulai 7 Maret 2020, seluruh pendatang dengan visa turis, kunjungan (short term visit pass yang berlaku 30 hari), jika dinyatakan positif Covid-19 maka harus membayar sendiri biaya pengobatan Covid-19.[embed]https://twitter.com/kbrisingapura/status/1237669649682067456[/embed]Seperti dilansir Reuters, Kementerian Kesehatan Singapura beralasan ini dilakukan karena terbatasnya sumber daya di negaranya."Melihat bertambahnya jumlah pasien Covid-19 secara global dan kemungkinan juga meningkatnya jumlah pasien positif di Singapura, maka kami perlu memprioritaskan sumber daya di rumah-rumah sakit kami," demikian pernyataan Kemenkes Singapura.Biaya pemeriksaan kesehatan di Singapura dikenal sangat mahal. Berdasarkan situs Kementerian Kesehatan Singapura, biaya perawatan penyakit infeksi pernafasan di sana dapat mencapai 8 ribu dollar Singapura atau setara dengan Rp82 juta.
Reuters
Baca Juga :
