Aburizal Bakrie Sesalkan Cara Represif Kepada Neno Warisman dan Achmad Dani

aburizal bakrie
aburizal bakrie (Foto : )
Peristiwa pengepungan dan pelarangan Neno Warisman untuk menghadiri deklarasi #2019GantiPresiden mengundang banyak keprihatinan. Salah satunya datang dari Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie."Meski Partai Golkar adalah yang paling pertama dan terdepan mendukung @jokowi untuk melanjutkan kepemimpinannya selama dua periode akan tetapi kami menolak dg keras cara2 represif dan premanisme terhadap gerakan #2019GantiPresiden tersebut,"kata Aburizal Bakrie dalam cuitannya di akun twitter @aburizalbakrie." Karena kebebasan menyatakan pendapat dijamin dan diatur oleh undang-undang,"katanya.Menurut Ical, pelarangan Neno Warisman untuk menghadiri acara deklarasi di Pekanbaru dan pengepungan terhadap @AHMADDHANIPRAST di Surabaya misalnya, yang dilakukan dengan cara represif dan membiarkan tindakan premanisme, adalah tidak sejalan dengan iklim demokrasi yang sedang kita bangun. Serta tidak menunjukkan netralitas aparat dalam mengayomi masyarakat."Cara-cara seperti ini justru merugikan Pak @jokowi dan tidak menggambarkan cara mendukung yg baik &benar. Seyogyanya meskipun berbeda pilihan tetapi harus saling menghargai & menghormati kebebasan berpendapat,"katanya."Karena itu kami juga menghimbau kepada aktivis #2019GantiPresiden untuk tetap bergerak dalam koridor peraturan perundangan dengan cara-cara santun, bermartabat dan kepatuhan terhadap hukum. Tidak pelu mengeluarkan ucapan atau tindakan2 provokatif, yang akan memperkeruh suasana. Aparat juga hendaknya memberikan pembelajaran demokrasi kepada masyarakat dengan tidak memihak, dan dapat memfasilitasi serta mengatur masing-masing unjuk-pendapat sehingga terhindar dari konflik di lapangan."Cuitan ini banyak mengundang tanggapan. Kebanyakan warga net mengamina pendapat mantan Ketua Umum Partai Golkar ini." Saya yakin tahun 2019 nanti merupakan pesta demokrasi yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia dan jangan sampai cara-cara represif dan provokatif menodai ajang pesta demokrasi tersebut."