Gagal Jantung, Jenazah Calon Haji Asal Demak Dimakamkan di Baqi Madinah

Jenazah Calon Haji Asal Demak Dimakamkan di Baqi Madinah
Jenazah Calon Haji Asal Demak Dimakamkan di Baqi Madinah (Foto : Dok. MCH 2023)

AntvJenazah almarhum Suprapto Tarlim Kertowijoyo, asal Kabupaten Demak, Jawa Tengah, yang tergabung dalam Kloter 3 Embarkasi Solo (SOC 03) meninggal di Hotel Abraj Taba, akan dimakamkan di Baqi pada Kamis (25/5) setelah Salat Asar Waktu Arab Saudi (WAS).

"Insya Allah habis Asar. Ini masih proses pengurusan dokumen dan pemulasaraan jenazah di RS Miqot Madinah," kata Ketua Kloter SOC 3 Muhtarom, di Madinah, seperti dikutip dari Antara, Kamis (25/5/2023).

Setelah proses semua selesai jamaah calon haji asal Demak berusia 52 tahun itu akan disalatkan di Masjid Nabawi.

"Insya Allah habis Asar disalatkan di Masjid Nabawi dan dimakamkan di pemakaman Baqi," katanya.

Kloter SOC 3, terbang dari Bandara Adi Soemarmo, Solo, menggunakan Maskapai GA 6103 dan tiba di Bandara AMMA Madinah pukul 23.05 WAS.

Dalam pesawat tersebut menampung 360 calon haji dengan183 orang diantaranya jamaah lansia dan 11 orang menggunakan kursi roda.

"Ini bagian dari program pemerintah, karena meninggal di Madinah, almarhum akan dibadalhajikan," kata Kepala Bidang Bimbingan Ibadah Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 Hijriah Suratman.

Menurutnya, pemerintah menyiapkan program badal haji di setiap operasional penyelenggaraan ibadah haji. Program tersebut menjadi bagian dari layanan yang disiapkan bagi jamaah yang memenuhi kriteria.

Secara regulasi, ada tiga kelompok jamaah yang bisa dibadalhajikan. Pertama, jamaah yang meninggal dunia di asrama haji Embarkasi atau Embarkasi antara saat dalam perjalanan keberangkatan ke Arab Saudi, atau di Arab Saudi sebelum wukuf di Arafah.

Kedua, jamaah yang sakit dan tidak dapat disafariwukufkan. Ketiga, jamaah yang mengalami gangguan jiwa.

Diberitakan sebelumnya,  Satu jemaah haji dari Kloter tiga Embarkasi Solo atas nama Suprapto Tarlim Kerto Wijoyo asal Jatisari, Sayung, Demak, Jawa Tengah, wafat atau meninggal dunia di Madinah, Kamis (25/6/2023).

Pria setegah baya berusia 53 tahun itu meninggal dunia karena gagal jantung.

Kasi Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Solo, Gentur Rachma Indriadi menyampaikan, Suprapto mendarat di Madinah pada Kamis (25/5/2023) pukul 01.00 WAS (Waktu Arab Saudi). Selanjutnya yang bersangkutan naik bus dan menuju hotel.

Setelah sampai di hotel, Suprapto belum mendapatkan jatah kamar. Saat sedang menunggu tiba-tiba ia merasa ingin ke belakang. Ia pun berinisiatif minjam kamar jemaah lain yang telah mendapatkan jatah kamar.

"Berhubung beliau belum mendapatkan kamar, sementara minjam ke kamar teman jemaahnya yang sudah dapat kamar, terus minjam untuk urusan ke belakang ke toilet," ujarnya.

Saat berada di dalam toilet itu, lanjut Gentur, yang bersangkutan merasa sesak nafas. Teman jemaahnya yang mendengar permintaan tolong langsung membuka pintu toilet dan membawanya ke tempat tidur.

"Begitu ditaruh di tempat tidur, beliaunya, menurut analisa umum seperti pingsan, mengetahui kondisi tersebut kemudian teman jemaahnya melapor ke ketua kloter dan dokter kloter. Setelah dicek memang beliau tidak sadarkan diri. Kemudian lapor ke sektor dan dokter sektor di Madinah datang untuk mengecek. Nah, kisaran waktunya itu (Kamis pagi) sekitar jam 03.30 WAS itu diinformasikan sudah tidak ada dan beliau dinyatakan wafat," ujarnya.

Gentur menjelaskan, hasil diagnosa tim dokter dari sektor maupun dokter kloter menyatakan yang bersangkutan meninggal dunia akibat gagal jantung.

"Kami sempat koordinasi dengan tim kesehatan di Embarkasi, informasinya beliau memang ada catatan hipertensi. Saat (sebelum berangkat) di Embarkasi dilakukan cek kesehatan sehat. Selanjutnya saat masa penerbangan beliau diberangkatkan ke Madinah," ujarnya.

Gentur mengatakan, Suprapto berangkat haji bersama sang istri, dan menurut informasi dari istrinya, yang bersangkutan memang ada catatan soal jantung.

"Setelah Dhuhur waktu Arab Saudi, jenazah dimakamkan di sana. Sempat shock juga istrinya tapi setelah diberikan pendampingan dari ketua kloter akhirnya bisa normal dan tenang," tadasnya.