Kisah Nenek Berusia 103 Tahun di Tasikmalaya Rela Jual Sawah dan Kolam Ikan Demi Naik Haji

Nenek Berusia 103 Tahun Rela Jual Sawah dan Kolam Demi Naik Haji
Nenek Berusia 103 Tahun Rela Jual Sawah dan Kolam Demi Naik Haji (Foto : antvklik-Denden Ahdani)

Antv – Seorang nenek bernama Mutiroh, berusi 103 tahun, warga Kampung Kabandungan, Desa Pakalongan, Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, sumringah.

Pasalnya, sang nenek diberi kesempatan untuk berangkat menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekkah pada musim haji tahun ini, yang akan terbang ke tanah suci beberapa hari lagi.

Meski saat ini menginjak usia tak lagi muda, Mutiroh nampak semangat dan optimis bisa sampai ke tanah suci setelah beberapa tahun terhalang oleh pandemi covid-19.

Seharusnya, nenek kelahiran 4 Februari 1920 itu berangkat haji pada tahun 2021 lalu. Namun, karena terkendala pandemi, niat untuk menunaikan rukun islam ke lima itu tertunda.

Saat ditemui di rumahnya, Mutiroh sangat antusias untuk berangkat ke tanah suci. Seluruh biaya haji dirinya merupakan hasil perjuangan keringatnya bertani selama beberapa puluh tahun lalu.

Selain itu, ia juga rela menjual sawah dan kolam ikan untuk melunasi seluruh biaya haji tersebut.

"Perjuangan hasil tani, saya jual padi dan jual ikan. Setelah itu, saya menjual sawah sama kolam. Seharusnya saya pergi (berangkat haji) tahun 2021 tapi corona, kalau gak corona mah saya sudah pulang lagi," kata Mutiroh, saat ditemui di rumahnya, Kamis (18/5/2023).

Mutiroh yang saat ini memiliki sebanyak 20 cucu dan 14 cicit tersebut mengaku bahagia sekaligus terharu.

Ia pun tak henti - hentinya memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan kesehatannya demi tercapainya ibadah haji.

"Sekarang corona udah beres dan bisa berangkat, perasaan saya bahagia bisa berangkat tahun ini. Alhamdulillah saya sehat dan semangat, sudah diperiksa ke dokter hasilnya sehat. Semangat pokoknya saya mah, saya sudah bulat mau berangkat ke mekah," ucap Mutiroh.

Selama ini, ia sudah menyiapkan segala persyaratan baik teknis maupun non teknis. Bahkan, hingga saat ini ia sudah melaksanakan bimbingan manasik haji sebanyak 16 kali dan tak pernah absen.

"Manasik sudah enam belas kali saya belum pernah absen setiap hari minggu. Saya selama manasik semangat gak pernah pusing," pungkas Mutiroh.

Sementara itu, anak Mutiroh, Suartika (44) mengatakan, keinginan ibunya untuk pergi haji sudah dicita-citakan sejak ia masih muda. Namun, allah menakdirkannya pergi haji pada tahun ini.

"Awalnya ibu saya pengen banget pergi haji dari dulu, mungkin waktu muda gak kesampaian dan sekarang sudah tua dikabulkan oleh allah," kata Suartika.

Suartika menjelaskan, mulanya ibunya mendaftar haji pada tahun 2017 lalu berdua bersama suaminya. Namun, pada tahun 2019 lalu sang suami meninggal karena sakit.

"Daftarnya udah lama pada tahun sekitar tahun 2017, tadinya mau berdua sama bapak saya, tapi meninggal. Ibu saya kondisinya sehat, jalannya juga normal, cuma penglihatan sama pendengarannya tidak normal," ucap Suartika.

Suartika menjelaskan, segala persyaratan teknis dan non teknis sudah dipersiapkan untuk ibunya dalam pemberangkatan haji tahun ini. Ia pun ikut berbahagia karena niat ibunya untuk pergi ke tanah suci merupakan cita - citanya sejak dahulu.

"Dari beberapa tahapan udah aman beres semuanya, manasiknya juga gak absen selalu hadir. Yang membuat ibu saya semangat untuk ke mekah adalah cita-citanya dari dulu mau banget, tapi mungkin kalau dulu belum ada panggilan," pungkas Suartika.